Minggu, 25 Juli 2021 (Stola Hijau)
Bacaan Alkitab: Efesus 2: 11-22
Tujuan: Agar warga jemaat memahami bahwa hidup di dalam Kristus adalah hidup dalam persekutuan yang benar.
Saudara-Saudara Yang Dikasihi Tuhan……..
Orang kristen adalah orang-orang yang dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus untuk masuk ke dalam kesatuan hidup bersama. Panggilan itu diterima bukan karena orang Kristen itu lebih baik daripada orang lain, melainkan panggilan itu diterima oleh mereka semata-mata karena kasih karunia Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini patut selalu dipahami oleh kita selaku orang kristen , bahwa kita tidak dipanggil sebagai Orang-seorang. Kita dipanggil berdasarkan kasih Tuhan Yesus Kristus untuk masuk ke dalam kesatuan hidup bersama.
Di kalangan bangsa Israel (orang-orang Yahudi) telah tertanam sebuah konsep bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Status sebagai umat pilihan membuat mereka sangat sulit menerima orang lain (non Yahudi) untuk masuk ke dalam komunitas mereka. Ada dinding pemisah antara orang Yahudi dan orang non Yahudi. Kalaupun orang Yahudi bersedia menerima mereka orang-orang non Yahudi, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Yakni Sunat dan hukum-hukum lainnya.
0rang Yahudi menganggap bahwa orang bukan Yahudi yang tidak bersunat berada diluar perjanjian Allah.’Sunat ‘adalah tanda lahiriah. Oleh karena itu orang Yahudi tidak dapat menjadikan sunat itu sebagai alasan untuk membanggakan diri. Sunat juga tidak dapat dijadikan alasan untuk orang Yahudi menilai rendah orang yang bukan Yahudi. Karena itu Paulus menjelaskan dalam ayat 11 bahwa ia tidak mementingkan sunat lahiriah, melainkan ‘sunat hati’.
Bagi Paulus tanpa Kristus, tanpa pengharapan atau tanpa Allah maka seseorang tidak dapat diselamatkan. Dengan kehadiran Kristus orang-orang yang dianggap kafir atau yang dulu jauh sudah menjadi dekat. Perseturuan Allah dengan mereka telah dirubuhkan oleh kurban darah Kristus yang tercurah di kayu salib. Kristuslah kurban damai perseteruan antara manusia dengan Allah dan sesama (ayat 14). Tidak hanya tembok pemisah antara manusia dan Allah yang rubuh tetapi tembok pemisah antara orang Yahudi dan non Yahudi pun dihancurkan. Tembok pemisah itu adalah perseteruan yang memisahkan manusia dari hidup di dalam Allah dan juga memisahkan manusia dalam hubungan hidupnya dengan sesamanya.
Jadi dalam kesatuan umat Allah yang baru tidak ada lagi orang Yahudi dan bukan Yahudi. Melainkan yang ada ialah anggota-anggota keluarga Allah yang dipanggil dan ditugaskan untuk bertumbuh menuju kepada kedewasaan penuh.
Saudara-Saudara Yang Dikasihi Tuhan……..
Gereja merupakan gambaran dari suatu persekutuan umat manusia yang menyangkut semua aspek kehidupannya. Masihkah kita lebih setia pada kesukuan kita atau kepada Kristus?
Apakah kita benar-benar tidak membuat tembok pemisah karena kecurigaan kita atau karena kita kurang setuju dengan pendapat theologis seseorang yang terasa bertentangan dengan pandangan kita? Jangan karena kita berbeda suku, bahasa, ras, budaya bahkan hanya karena berbeda denominasi gereja menganggap diri yang paling baik dan benar dihadapan Tuhan sementara yang lain itu tidak benar.Jangan ciptakan tembok pemisah lagi karena itu sudah dirubuhkan di kayu salib. Jangan lagi ada kelompok Yahudi dan non Yahudi. Pengelompokan itu harus dihindarkan dari semua pemahaman tentang persekutuan umat kudus ini. Runtuhkanlah semua tembok pemisah. Marilah kita wartakan injil damai sejahtera yang meniadakan semua bentuk permusuhan dan kebencian. Rasul Paulus menyatakan : Tetapi orang-orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah (Roma 2 : 29). Terpuji nama Tuhan kini dan selamanya. Amin. (ad).