Bacaan Alkitab: II Korintus 3:12 – 4:2
Minggu, 20 Februari 2022 (Stola Hijau)
Tujuan : Agar warga jemaat membuka selubung dosa untuk hidup dalam pemulihan dari Tuhan
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan……..
Metamorfosis berasal dari kata methamorphoo artinya perubahan atau pembaharuan. Istilah ini biasa dikenakan pada proses perubahan dari seekor ulat menjadi kupu-kupu. Proses ini tidak mudah bahkan menyakitkan. Sang ulat mesti menyelubungi dirinya dengan benang-benang yang ia buat sedemikian rupa (kepompong). Setelah itu, sang ulat harus keluar dari kepompong dengan usahanya sendiri. Ia mesti menggesek-gesekkan tubuhnya dengan kepompong agar sayap-sayapnya tumbuh dengan sempurna sehingga menjadi kupu-kupu yang indah. Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu sangat unik dan merupakan contoh dari sebuah perubahan total
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan……
Bacaan
kita saat ini menceritakan
bagaimana Rasul Paulus
hendak meluruskan hati orang Israel
yang sangat mengagungkan Musa, sebab muka Musa pernah
bersinar memancarkan sinar kemuliaan Allah. Seakan-akan apa
yang telah terjadi kepada musa
adalah kebenaran mutlak yang
tidak dapat diganggu gugat. Karena itu Paulus hendak meluruskan pemahaman
mereka,
bahwa cahaya yang ada pada wajah
Musa adalah sementara, tidak kekal. Karena itu
ia menyelubungi mukanya supaya mata
orang-orang Israel jangan melihat hilangnya
cahaya yang
sementara itu. Pikiran bangsa Israel telah tumpul, sebab pengertian mereka telah terselubung, sehingga setiap kali mereka membaca perjanjian lama khususnya kitab Musa mereka hanya mengagungkan tokoh Musa dan tidak bertemu dengan Yesus yang telah menyingkapkan selubung tersebut. Pemahaman ketokohan itu membuat mereka tidak dapat menerima Yesus sebagai tokoh terbesar melampaui Musa dan yang sesungguhnya yang telah menyatakan kemuliaan Allah
Karena itu dalam ayat 17 dan 18 Rasul Paulus merefleksikan cahaya kemuliaan itu dalam diri jemaat Korintus. Berdasarkan karya Roh Allah, maka semua orang percaya dilepaskan dari belenggu Taurat. Taurat itu dilihat sebagai belenggu, karena walaupun dibuat untuk kebaikan manusia, namun tidak ada satu manusiapun yang mampu melakukannya dengan sempurna. “Dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan “ (17b). Dengan Roh Allah yang bekerja, maka seseorang dapat mengerti kehendak Tuhan dengan baik dan segera pula dapat melakukannya. Inilah yang Rasul Paulus maksudkan ketika ia mengatakan bahwa kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan tidak terselubung (ay 18a). Oleh kemuliaan Tuhan yang adalah Roh, semua orang percaya akan diubah menjadi serupa dan segambar dengan Allah. Berarti manusia telah kembali kepada citranya semula ketika diciptakan. Semua itu terjadi hanya jika Yesus menjadi titik pusat kehidupan kita. Yesus mengembalikan citra manusia yang rusak karena dosa kembali suci dan kudus di hadapan Bapa di Sorga. Sama seperti Rasul Paulus, kitapun sadar bahwa hal itu dimungkinkan jika ada perubahan radikal dalam diri kita. Perubahan radikal apa? Jika rasul Paulus berubah secara radikal dari musuh dan penganiaya Kristus menjadi rasul-Nya yang setia, maka perubahan radikal yang diharapkan dari kita tidaklah harus dalam bentuk seperti itu.
Kita sudah mengaku percaya dan berikrar untuk menjadi pengikut Kristus. Adalah kedegilan hati yang membuat kita tidak mampu memahami firman Tuhan dengan benar. Bahkan kita cenderung untuk mendengar pesan firman hanya yang sesuai dengan keinginan kita semata. Kita hanya mau dihibur, tak mau ditegur. Hanya mau mendengar harapan tak mau ancaman. Itulah yang namanya kedegilan hati. Jika kita benar-benar mau menjadi pengikut Kristus yang patuh dan konsekuen maka “selubung” kedegilan itu akan disingkapkan oleh-Nya. Kita akan mendapat pemahaman yang baik tentang maksud dan kehendak Tuhan. Penyingkapan “selubung “ itulah yang merupakan perubahan radikal yang selayaknya kita jalani. Selain itu proses untuk berubah dari sekedar pendengar menjadi pelaku firman juga harus berlangsung secara radikal.
Firman Tuhan berkata jika orang berkeinginan membuka selubung dalam dirinya, maka ia harus berbalik kepada Tuhan. Mereka perlu berbalik kepada Tuhan agar hati mereka dibukakan. Dengan menerima Yesus maka selubung itu akan terkuak, sehingga hati manusia dapat memandang Tuhan. Lalu manusia dapat memahami dan memberlakukan kehendak Tuhan. Apa yang dapat menyelubungi hati seseorang dari kemuliaan Tuhan ? Jawabannya adalah dosa. Dosa yang dilakukan manusia secara rutin dan yang membuat manusia merasa terbiasa dengan hidupnya dan bisa menikmati apa yang ada disekelilingnya. Hati yang tertutup oleh dosa membuat kerinduan akan Tuhan menjadi berkurang dan lambat laun menjadi hilang. Cahaya kemuliaan Kristus yang disaksikan oleh Alkitab bahkan juga dalam berbagai peristiwa hidup sehari-hari seharusnya makin memproses diri kita untuk semakin serupa dengan-Nya. Selaku umat percaya kita senantiasa terpanggil untuk terbuka “dioperasi “ oleh kuasa Allah sehingga seluruh selubung yang menutupi mata rohani kita disingkapkan. Penyingkapan seluruh selubung kita akan bekerja semakin efektif, manakala kita mau meresponnya dengan sikap iman yang setia kepada Kristus. Dengan demikian mata rohaniah kita tidak lagi dibutakan oleh ilah-ilah zaman ini tetapi diterangi oleh cahaya kemuliaan Kristus sehingga kita senantiasa dapat memancarkan kemuliaan- Nya
Hari ini kita memperingati minggu transfigurasi. Minggu transfigurasi diperingati satu minggu sebelum minggu sengsara. Menghayati minggu transfigurasi ini,
Firman Tuhan mengajak kita untuk masuk dalam proses
perubahan, proses transfigurasi, proses metamorfosis. Proses
perubahan yang menghadirkan cinta kasih dan
damai sejahtera Kristus dibumi diantara manusia. Amin.