Minggu, 22 Mei 2022 (Stola Putih)
Bacaan Alkitab : Yohanes 5:1-9
Tujuan : Agar warga jemaat memahami bahwa gereja sebagai murid Kristus tidak hanya berdiam melainkan berbuat untuk melaku- kan kehendak Tuhan
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus…..
Dalam menjalani hidup di tengah dunia ini, tentu kita menginginkan sebuah perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Sebagaimana Kristus hadir ditengah dunia ini untuk melakukan sebuah perubahan dalam hidup manusia. Manusia yang berdosa ditebus oleh Allah didalam Kristus melalu kematian dan kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Pembaharuan terjadi dalam diri manusia menjadi layak di hadapan Allah karena penebusan Kristus. Semua orang tentu ingin hidupnya lebih baik dan lebih sejahtera dari sebelumnya. Dan Perubahan hidup yang dimaksud disini adalah tidak bisa terlepas dari iman sebagai orang percaya. Merindukan perubahan adalah kegairahan hidup yang perlu dipelihara dan dikembangkan. Karena dalam kehidupan ini perlu untuk bertindak dan bekerja agar dalam kehidupan kita bisa terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Sebagai orang percaya kepada Allah tidak cukup hanya berdoa dan berharap tetapi perlu ada sesuatu yang kita lakukan untuk mencapai apa yang menjadi kerinduan dan harapan kita dalam hidup ini. Keber- hasilan dalam kehidupan banyak orang, itu terjadi karena mereka tidak hanya diam dan berharap akan apa yang mereka rindukan dapat tercapai, tetapi mereka melakukan tindakan yang benar, melakukan aksi untuk merubah sesuatu hal dalam kehidupan ini.
Saudara….
Kira-kira kalau saudara sedang sakit dan ada orang yang datang menjenguk, lalu dia bertanya : “maukah engkau sembuh ?” Mungkin kita akan berpikir ini adalah pertanyaan konyol. Sudah tahu sakit tentu kita ingin sembuh. Seperti halnya orang lumpuh yang disembuhan oleh Yesus yang diceritakan dalam perikop bacaan kita saat ini. Yohanes mencatat, bahwa kolam Betesda adalah tempat bagi kumpulan orang sakit berbaring begitu banyak di situ.Suatu hari Yesus datang ke tempat itu lalu bertanya kepada salah satu dari mereka, “Maukah engkau sembuh?” sudah jelas bahwa orang itu mau sembuh dari sakit yang dialami selama 38 tahun lamanya. Mengapa Yesus mengajukan pertanyaan ‘maukah engkau sembuh?
Saudara…..
Pertanyaan ‘Maukah Engkau Sembuh?’ adalah sungguh pertanyaan yang aneh, karena diajukan kepada orang yang sudah begitu lama sakit. Tetapi sesungguhnya kalau kita renungkan, pertanyaan ini mengandung makna yang sangat penting. Orang lumpuh yang terbaring dipinggir kolam tersebut, dia hanya terpokus pada satu tujuan ada perubahan terjadi dalam hidupnya, yaitu aku sembuh. Dia hanya selalu berpikir aku lumpuh, cacat. Tempat sandaran kesembuhannya hanya kolam yang ada. Dia hanya mengeluh tentang tidak ada teman atau orang yang mau menolongnya. Orang lumpuh ini meratapi nasib sialnya karena berulangkali saat hendak masuk ke dalam kolam orang lain sudah turun mendahuluinya. Dia tidak pernah berpikir dan berusaha bagaimana cara agar ia bisa mencapai apa yang menjadi kerinduan dan harapannya. Justru dia mau membela diri dan seolah-olah sedang menyalahkan orang lain yang ada disekitarnya dan berharap orang lain dapat menolongnya. Dia tidak bertindak dan berusaha dengan iman untuk menerima anugerah Tuhan yang sudah disediakan-Nya. Lalu Yesus datang dan menyembuhkannya dengan berkata : “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Bangun dan berjalan, artinya orang itu harus bertindak sendiri. Ia harus bangun dan berjalan. Ia harus berusaha melakukannya dan dalam usaha itu ia akan menerima kekuatan untuk melakukannya. Saat ia menaati kuasa perkataan Kristus yang memberi perinta itu, ia bangun mengangkat tilamnya dan berjalan, maka ia mengalami kesembuhan.
Saudara…….
Menghadapi tantangan dan pergumulan yang begitu berat dalam kehidupan ini, kita sering lupa menggunakan kuasa kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan dan mematahkan segala kutuk dosa dan didalam kita ada kuasa Roh Kudus. Kita hanya memikirkan diri sendiri. Bahkan kita kadang menyalahkan situasi dan kondisi yang ada serta menyalahkan orang lain. Kita lupa bahwa dalam menjalani hidup ini kita harus bangun dan bersandar kepada Tuhan. Kita harus melakukan sesuatu sehingga perubahan dapat terjadi dalam hidup ini kearah yang lebih baik. Kita tidak hanya diam menerima dan meratapi nasib tetapi kita harus bangun dan melakukan segala kehendak Allah sehingga kita dapat merasakan anugerah penyertaan Tuhan dalam hidup ini. Kita harus taat terhadap apa yang Tuhan katakan melalui Firman- Nya. Kemauan dan ketaatan untuk melakukan segala kehendak Allah harus selalu seiring-sejalan dalam kehidupan kita. Amin.