Minggu, 19 Juni 2022 (Stola Hijau)
Bacaan Alkitab : Lukas 8:26-39
Tujuan : Sebagai orang yang dipulihkan kita harus memberitakan tentang perbuatan Yesus
Dalam beberapa acara televisi yang menayangkan cerita mistis, sering diperlihatkan orang-orang yang dirasuki roh jahat berperilaku aneh, seperti bersuara mirip kakek/nenek, menjadi macan, kucing, atau mengalami sakit yang tidak biasa. dari tayangan tersebut kita bisa memahami bahwa roh jahat ternyata memiliki kekuatan yang sangat besar yang dapat mempengaruhi kehidupan siapapun yang dirasukinya. Bila oleh satu roh jahat saja, seseorang yang dirasukinya dapat melakukan hal-hal yang mustahil dilakukan oleh manusia biasa, lalu bagaimana jadinya bila roh jahat yang merasuki satu orang itu hadir dalam jumlah yang sangat banyak?
Pembacaan kita pada hari ini menceritakan tentang seorang laki-laki dari kota Gerasa yang kerasukan roh jahat, bukan hanya satu tapi oleh ribuan roh jahat. Dampak dari banyaknya roh jahat yang merasukinya, membuat laki-laki ini tidak bisa lagi dirantai dan dibelenggu, ia tidak berpakaian, sering diseret-seret dan dibawa ke tempat-tempat yang sunyi atau di pekuburan, dan siang-malam ia berteriak-teriak sambil memukuli dirinya sendiri dengan batu (Mrk.5:1-20). Tindakannya ini tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tapi juga bagi orang-orang sekotanya. Tidak ada seorang pun yang berani melalui jalan dimana ia berada (Mat.8:28).
Namun demikian, Tuhan Yesus dengan sengaja justru datang ke kota Gerasa untuk menjumpai orang yang kerasukan tersebut.
Dalam pembacaan kita memang diceritakan, bahwa setelah perahu Yesus mendarat di tanah orang Gerasa dan Ia naik ke darat, maka datanglah seorang yang sudah lama kerasukan banyak roh jahat atau setan-setan menemui Dia. Namun hal ini bukan berarti bahwa orang yang kerasukan itulah yang lebih dulu menjumpai Yesus. Ada beberapa fakta penting yang saling berhubungan dimulai dari peristiwa dimana Yesus mengajak murid- muridNya untuk bertolak ke seberang danau, yakni ke daerah Gerasa, lalu Ia menghadapi badai taufan di tengah danau, menghardik dan meredakan badai itu (Luk.8:22- 25), berjumpa dengan orang yang kerasukan, memerintahkan roh-roh jahat itu untuk keluar dari orang itu, mengabulkan permintaan roh-roh jahat itu untuk memasuki babi-babi yang ada di daerah itu (Luk.8:26- 39), lalu diakhiri dengan Yesus yang berlayar dan kembali lagi ke Galilea (Luk.8:40).
Dari rangkaian peristiwa tersebut harus dipahami, bahwa Yesus tahu ada seseorang di Gerasa yang telah lama menderita oleh karena kuasa iblis, yang mem- butuhkan pertolonganNya. Karena itulah Ia datang ke Gerasa, untuk membebaskan orang itu dari ikatan kuasa iblis dan mengembalikan harkat dan martabatnya sebagai manusia yang juga dikasihi oleh Allah – meskipun dia jelas bukan orang Yahudi.
Adapun orang ini – yang bukan dirinya sendiri, melainkan Legion, yakni banyak setan – mendatangi dan menemui Yesus. Berarti bukan orang yang kerasukan itu sendiri yang datang kepada Yesus, melainkan setan-setan atau roh jahat yang ada dalam diri orang itulah yang telah mendatangi Yesus. Ketika melihat Yesus, setan-setan itupun berteriak lalu tersungkur di hadapan Yesus dan berkata dengan suara keras: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepadaMu, supaya Engkau jangan menyiksa aku.” Sikap setan-setan yang berteriak, tersungkur dan memohon kepada Yesus, telah membuktikan dengan sangat jelas bahwa kumpulan setan-setan dalam jumlah yang sangat besar sekalipun, takut dan tunduk kepada Yesus. Kenapa begitu? Karena Setan-setan pun mengenal dan percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah Yang Mahatinggi. Kuasa yang diberikan Allah, Bapa-Nya, kepada-Nya tidak berlaku terbatas hanya pada manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya saja, melainkan juga atas alam dan roh-roh yang ada dalam dunia ini. Upaya negosiasi setan-setan untuk mendapatkan kompromi atas keberadaan mereka, yakni agar mereka tidak disiksa dan tidak dimasukkan ke dalam jurang maut, sama sekali tidak mempengaruhi keputusan Yesus untuk memulihkan hidup orang yang kerasukan itu, bahkan hidup seluruh penduduk di Gerasa dari ancaman kuasa setan-setan itu. Yesus mengabulkan permintaan setan-setan itu untuk masuk ke dalam kawanan babi lalu membinasakan mereka ke dalam jurang.
Adapun orang yang telah ditinggalkan oleh setan- setan itu kemudian ingin ikut dalam perjalanan Yesus kembali ke Galilea. Namun Yesus menyuruh dia pulang kembali ke rumahnya dan kepada orang-orang sekam- pungnya untuk menceritakan segala sesuatu yang telah diperbuat Tuhan kepadanya dan bagaimana Tuhan telah mengasihani dirinya (Luk.8:39 dan Mrk.5:19). Orang itupun pergi dan memberitakan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.
Dari kisah ini kita harus memahami, bahwa Tuhan Yesus telah datang ke dunia ini sebagai Anak Manusia yang berempati terhadap penderitaan manusia. Kuasa yang ada pada-Nya melampaui segala kuasa yang ada dalam dunia ini – yang dapat mendatangkan penderitaan. Kuasa yang ada pada-Nya sanggup menyembuhkan segala sakit penyakit, menaklukkan kuasa alam, membinasakan kuasa setan-setan, memulihkan hidup yang telah hancur menjadi baru kembali, bahkan Ia berkuasa atas maut sekalipun.
Orang Gerasa yang telah dipulihkan-Nya telah diutus kembali ke tengah-tengah keluarga dan masyarakatnya untuk memberitakan tentang perbuatan Yesus yang telah dialaminya itu. Dia memberitakan perbuatan Tuhan Yesus bukan karena kata orang, tetapi karena dia sendiri mengalami dan merasakan kasih Tuhan itu. Dan itu dibuktikan oleh laki-laki itu dengan mengelilingi kota menceritakan karya Tuhan Yesus atas hidupnya. Lalu bagaimana dengan kita? Bukankah hidup kita yang telah rusak juga telah dipulihkan oleh kematian Kristus di atas kayu salib? Karena itu marilah kita terus memberi diri untuk memberitakan/ bersaksi tentang perbuatan Tuhan Yesus kepada semua orang. Amin!