Minggu, 27 November 2022 (Adven I) Stola Ungu
Bacaan Alkitab : Matius 24:36-44
Tujuan : Jemaat memahami bahwa keda- tangan Kristus mengajak umat
untuk siap sedia.
Bacaan kita saat ini menceritakan tentang kedatangan anak manusia. Kalau dalam Perjanjian Lama, menunjuk pada manusia. Tetapi sejak Daniel 7:13, ungkapan ini menunjuk pada Tokoh penyelamat di zaman yang akan datang. Yesus sering menyebut diri-Nya Anak Manusia, baik untuk menyatakan kerendahan-Nya (matius 8:20), dan penderitaan-Nya (mrk 8:31), maupun kebangkitan- Nya (Matius 17:9), dan kedatangan-Nya sebagai Hakim (Matius 25:31), Dialah yang datang untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (matius 20:18)
Dalam ayat 36, tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. Alkitab menegaskan bahwa kedatangan Kristus untuk kedua kali soal waktunya tidak seorangpun tahu kecuali Bapa sendiri. Dan kita harus memahami bahwa kata “Anak pun tidak”, menunjuk pada Yesus yang masih ada dalam dunia. Oleh karena itu, persoalan yang pokok sebenarnya ialah apa yang dilakukan dalam menyambut kedatangan yang tidak terduga itu?
Dalam ayat 42 dan 44, di jelaskan bagaimana anak- anak Tuhan menanti Dia yang datang, yakni berjaga-jaga dan siap – sedia. Berjaga-jaga (Yun. Gregoreo) menunjuk pada keadaan siap-siaga secata terus menerus pada masa sekarang. Dengan pemahaman bahwa kapanpun Tuhan
datang menjemput, Tuhan bisa datang setiap saat. Dan keadaan itulah yang tidak terduga yang digambarkan dalam bacaan kita, ada yang siap dan ada yang tidak siap. Ambil contoh, Nuh, dia tidak tahu kapan air bah datang tapi ia terus menerus bekerja mempersiapkan bahtera sesuai dengan perintah dan penyertaan Tuhan. Sekalipun orang-orang disekelilingnya menganggapnya “gila” dan tidak percaya tetapi Nuh tetap setia menjawab panggilan Tuhan bagi rencana keselamatan dirinya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Kita harus hati-hati mengingat banyak aliran-aliran melampaui batas-batas yang telah ditentukan oleh Yesus. Banyak yang mencoba memuaskan keinginan hati mereka dengan jalan mempermainkan ayat-ayat dari Alkitab dengn perhitungan-perhitungan yang dianggap berkhitmat lalu menentukan waktu kedatangan Tuhan yang kedua kali. Banyak yang menggunakan Alkitab sebagai teka-teki, menebak, meramal, kedatangan kristus dua kali. Sehingga tidak sedikit yang kecewa, kesal kepada Tuhan sebab ternyata ramalan tidak cocok dengan kenyataan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan
Ketika Tuhan tidak memperkenankan kita dalam mengetahui kapan waktunya Ia datang, kita harus melihatnya bahwa itulah kebijaksanaan Tuhan yang harus kita terima. Sebab justru dengan itu, kita dapat menerima dengan sungguh-sungguh perintah Yesus “karena itu berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhan-mu datang” (ay. 42), sehingga kita siap sedia yakni tetap hidup dalam perjuangan Iman, memberitakan Injil, hidup mengasihi dan menyatakan kebaikan.
Menanti Tuhan yang datang bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Gereja atau jemaat harus selalu siap sedia. Tuhan yang datang bukan lagi Tuhan yang mengawali melainkan seperti yang dikatakan dalam Daniel 7:13, dia akan mengenyahkan kegelaapan; kejahatan. Setiap orang yang membuka hidup padanya akan diubahkan oleh kasih dan penebusan-Nya. Tetapi yang menolak tidak akan mendapat bagian dalam kemuliaan-Nya. Jika ingin bersuka dalam kedatangan- Nya percayalah pada-Nya dan hiduplah dalam kasih-Nya. Amin.