Minggu, 22 Oktober 2023 (Stola Hijau)
Tujuan : supaya hidup jemaat untuk kemuliaan Allah
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Kalau kita mengamat-amati Pohon yang berbuah, tentu pohon yang menghasilkan buah adalah pohon yang mendapat air yang cukup, tanah yang baik, perawatan yang baik sehingga ia bertumbuh subur dan pada akhirnya menghasilkan buah yang baik pula. Namun jika sebaliknya tentu ia tidak dapat berbuah dengan baik. Hal lain ialah tidak pernah pohon itu memakan sendiri buahnya. Boleh dikatakan bahwa demikian juga dengan kehidupan rohani setiap orang. Jika seseorang hidup berdasarkan perintah dan kehendak Allah dalam ketaatan dan kesetiaan dia akan bertumbuh dengan baik dalam kerohaniannya dan melatihnya serta dengan bertekun mempraktekkannya maka ia akan menghasilkan pancaran hidup sebagai buah dari hidupnya. Buah seperti apakah yang Allah inginkan dalam kehidupan kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita melihat dan mengamati bacaan kita saat ini.
Bacaan kita saat ini merupakan penyampaian Rasul Paulus dalam bentuk surat kepada jemaat Tesalonika yang hidup dalam kuasa dan tuntunan Roh Kudus. Bertekun dalam pengharapan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pemberitaan Rasul Paulus bersama dengan rekan-rekannya. Jemaat di Tesalonika mendengarkan pemberitaan Rasul Paulus tentang keselamatan dalam Yesus Kristus. Jemaat memperhatikan dan hidup didalamnya sehingga menjadi satu kesaksian yang menguatkan bagi Rasul Paulus. Seperti yang dijelaskan- nya dalam ayat 7-8. Sehingga melalui kehidupan mereka yang percaya, taat dan setia sebagai penurut Tuhan dan Rasul, kehidupan mereka telah menghasilkan buah yaitu teladan bagi orang lain, dimana Mereka hidup dalam iman, kasih dan ketekunan pengharapan. Mereka telah menjadi teladan yakni menjadi kesaksian bukan hanya di Makedonia dan Akhaya tetapi semua tempa
Paulus memuji jemaat Tesalonika. Namun pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan kepada jemaat, untuk kemuliaan jemaat karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan Tuhan. Segala ucapan syukur hanya tertuju pada kepada Allah (ay. 1). Perhatian Rasul Paulus terhadap jemaat merupakan pelajaran penting bagi setiap pemimpin dan pelayan bahwa betapa penting mem- perhatikan dan mempedulikan pertumbuhan iman jemaat, sebab dengan cara demikian hidup kita sebagai pemimpin dan pelayan pun merupakan buah pemberitaan untuk kemuliaan Tuhan.
Salah satu indikasi dari berbuah ialah “memberi”. Hanya terkadang ada yang memberi karena didasarkan pada motif-motif. Ada yang memberi karena ingin mendapat keuntungan pribadi, ada pemberian dalam bentuk sogokan, ada yang memberi supaya mendapat lebih dari orang lain, ada juga memberi untuk menguasai orang lain, dan masih banyak lagi. Dengan lebih jelas banyak orang memberi dengan maksud yang tidak murni. Pemberian yang baik ialah pemberian yang tidak berfokus pada diri sendiri.
Tidak dapat disangkal bahwa tidak ada jemaat yang sempurna. Namun harus optimis bahwa banyak potensi positif yang dimiliki gereja sebagai tubuh Kristus. Baik jemaat yang secara kuantitas kecil maupun jemaat yang besar. Dengan kuasa Roh Kudus gereja dipakai sebagai alat-Nya dan begitu banyak orang yang telah menikmati hasil karya gereja. Setiap hari minggu kita mendengarkan kita sebagai jemaat selalu didoakan, didukung dalam menghadapi setiap persoalan hidup sehingga pada akhirnya hidup kita menjadi sebuah kesaksian dan telah menjadi berkat.
Oleh sebab itu kita harus, mengamini bahwa setiap hidup kita, didalamnya ada rencana Tuhan yang baik. Di dalam jemaat kita, Tuhan berkarya mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera. Kita harus mematikan egoisme kita dan berfokus pada kepentingan bersama. Saling mendukung dan menopang satu dengan yang lain serta bergandengan tangan. Dan kekuatan itu datangnya dari Tuhan Yesus sang Kristus sebagai Kepala gereja. Melalui hidup kita, nama Tuhan di puji dan dimuliakan. Amin.