Minggu, 15 Desember (Minggu Adven III) (Stola Ungu)
Tujuan : Agar jemaat dalam melakukan tugas pekerjaannya sesuai dengan kehendak Tuhan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Memperhatikan tahun Gerejawi hari ini kita berada pada Minggu Adven (masa penantian) yang ke III. Seringkali masa ini selalu dikaitkan dengan masa kesiapan diri untuk menyambut dan merayakan Natal. Tapi sebenarnya yang lebih penting adalah masa kesiapan diri, menanti dan menyambut kedatangan Kristus kembali. dalam hubungan itu maka baiklahkita merenungkan Tema kita hari ini, yaitu “Menanti dengan melakukan kehendak-Nya yang bertitik tolak dari Injil Lukas 3:7-18.
Dalam perikop ini mengungkapkan tentang Yohanes pembaptis. Ternyata, ajaran pertama dalam Injil Lukas secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, meskipun pengajaran tersebut berasal dari Yohanes Pembaptis dan bukan dari Yesus. Yohanes pembaptis menasihati para pendengarnya untuk “menghasilkan buah-buah yang layak untuk pertobatan” (ay. 8) Ketika mereka bertanya secara spontan, “Lalu apa yang harus kami lakukan?” (ay. 10, 12, 14), Yohanes pembaptis memberikan tanggapan ekonomi.
Pertama tama, Ia menyuruh mereka yang mempunyai harta berlimpah (dua helai baju atau makanan yang cukup) untuk berbagi dengan mereka yang tidak punya apa-apa (ay. 10). Dia kemudian memberikan instruksi kepada pemungut pajak dan tentara, berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka.Pemungut pajak harus memungut hanya sesuai dengan kewajibannya saja, dibandingkan menambah tagihan pajak dan mengantongi selisihnya. Tentara tidak boleh menggunakan kekuasaannya untuk memeras uang dan menuduh orang secara tidak adil dan tidak benar. Ketika Yohanes pembaptis mengatakan kepada para pemungut pajak, “Jangan memungut pajak lebih dari jumlah yang ditentukan bagimu” (ay. 13), dia sedang melontarkan kata-kata radikal terhadap sebuah pengakuan yang ditandai dengan ketidak adilan yang sudah mengakar dalam diri mereka. Untuk memenangkan kontrak, seorang calon pemungut pajak harus setuju untuk memberi pejabat tersebut jumlah tertentu di atas pajak Romawi yang sebenarnya. Demikian pula, keuntungan yang diperoleh para pemungut pajak adalah jumlah yang mereka bebankan melebihi jumlah yang mereka berikan kepada pejabat pemerintah, Karena masyarakat tidak tahu berapa sebenarnya pajak Romawi, mereka harus membayar berapa pun yang dinilai oleh pemungut pajak.
Sulit untuk menahan godaan untuk memperkaya diri sendiri, dan hampir mustahil memenangkan tender tanpa menawarkan keuntungan besar kepada pejabat yang berkompoten. Perhatikan bahwa Yohanes pembaptis tidak menawarkan kepada mereka pilihan untuk berhenti menjadi pemungut pajak. Situasi serupa terjadi pada orang-orang yang disebut Lukas sebagai “prajurit”. Mereka mungkin bukan tentara Romawi yang disiplin, melainkan pegawai Herodes, yang pada waktu itu memerintah Galilea sebagai raja klien Roma.
Para prajurit Herodes dapat dan memang mengguna- kan wewenang mereka untuk mengintimidasi, memeras, dan mendapatkan keuntungan pribadi. Instruksi Yohanes kepada para pekerja ini adalah untuk memberikan keadilan pada sistem yang sangat ditandai dengan ketidakadilan. Perhatikan bahwa para pemungut pajak dan tentara menanggapi pengumuman Yohanes pembaptis tentang penghakiman Allah dengan bertanya, “Apa yang harus kami lakukan?” Mereka menanyakan pertanyaan ini ditujukan kepada pekerja pajak dan tentara pada waktu itu dan kepada kita pada masa kini dlm tugas dan pekerjaan kita masing2. Dengan bertanya apa yang harus kita lakukan? Guru sekolah bertanya, “Apa yang harus kami lakukan?” eksekutif bisnis bertanya, “Apa yang harus kita lakukan? pegawai dan karyawan bertanya, “Apa yang harus kami lakukan? pekerja kantoran bertanya, “Apa yang harus kami lakukan?” Petani bertanya apa yang harus kami lakukan? MPS, MPK, dan Majelis jemaat bertanya apa yang harus kami lakukan?
Ungkapan ini mengajak kita untuk memahami maksud Tuhan bagi pekerjaan yang kita tekuni Bagaimana dalam pekerjaan kita saat ini menanggapi panggilan Injil untuk bertobat apabila dalam pekerjaan kita selama ini tidak sesuai kehendak Tuhan?
Pertama, kita hidup pada masa penantian ini harus hidup dan bekerja sesuai dengan rencana dan kehendak Allah. Allah punya rencana bagi hidup kita. Kita harus berada dalam rencana-Nya. Jangan kita memaksakan kehendak dan rencana kita. Rencana dan kehendak kita harus sesuai kehendak Allah. Kedua, Tuhan bisa mendatangkan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Artinya, Dia tidak menjanjikan segala sesuatu baik-baik saja, mulus-mulus saja. Tapi justru datang kebaikan dan penderitaan, datang yang baik dan tidak baik. Itu semua datang, tapi kita harus mensyukuri karena ada maksud dan rencana Allah di dalam hidup dan pekerjaan atau profesi kita. Ketiga, kehendak tertinggi dari Tuhan adalah melakukan hal-hal yang baik bagi anak-anakNya yang telah dipilihNya. Tuhan melakukan segala sesuatu yang terbaik bagi kita, walaupun secara kedagingan, secara keduniawian kita kadang-kadang sulit mengerti. Tetapi rencana Allah itu adalah rencana yang indah bagi setiap orang yang mengasihi dia dan yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Karena itu, Yohanes pembaptis juga mengajarkan kepada kita dalam penantian ini menyambut dan merayakan Natal untuk senantiasa melakukan kehendak- Nya dan bertobat dari segala dosa kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Komentar Terbaru