Khotbah, Minggu 19 Januari 2025 (Stola Hijau)
Tujuan : mengajak warga jemaat untuk mengandalkan Yesus dalam hidupnya dan meyakini ada jaminan dalam Tuhan akan masa depan orang percaya.
Biasanya Ketika kita hendak mengadakan sebuah kegiatan Syukur, pesta pernikahan, ulang Tahun dan pesta sukacita lainnya, salasatu yang menjadi dan akan menjadi pertimbangan ialah siapa-siapa saja yang akan diundang, berapa jumlahnya sebagai bentuk antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dan memalukan. Tentu akan berdampak buruk dan bisa saja sukacita berganti dengan kekecewaan, rasa malu dan sedih hati ketika hal yang tidak diharapkan terjadi. itu dapat mengubah sukacita yang sesungguhnya mesti dinikmati.
Menarik bacaan kita pada saat ini, ditengah pesta pernikahan disebuah desa di Galilea yang bernama Kana, dimana Yesus dan murid-muridnya juga diundang disitu, kita dapat merasakan para pelayan yang panik, cemas dan kuatir akibat kehabisan anggur sampai-sampai menarik keprihatinan dari ibu Yesus. sementara dapat dikatakan bahwa dalam setiap perayaan-perayaan saat itu Anggur merupakan minuman penting yang di kenal Masyarakat. Dalam tradisi saat itu anggur yang baik selalu dihidangkan diawal lebih dahulu sebab para tamu masih sadar akan mutu dan rasa anggur itu, setelah mereka minum lebih banyak, tentu akan lebih sulit membedakan dan menghargai anggur yang baik. Tentu kalau saat itu orang banyak tahu bahwa mempelai laki-laki dan perempuan kehabisan anggur itu akan membuatnya malu dan kecewa serta menjadi beban pikiran baginya. Hal itu bisa kita pahami dan mengerti Ketika kita berada pada posisi mereka, bagaimana rasanya ketika kita tidak dapat menjamu orang dengan baik dalam acara yang kita adakan karna makanan tidak cukup atau dalam hal-hal lain tidak dalam pelayanan yang baik, demikianlah tentunya dialami sang tuan pesta itu.
Karna Yesus hadir disitu, keadaan menjadi berubah. Dalam ayat 7 Yesus memberi perintah “isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air, dan pelayan pun mengisinya sampai penuh. Untuk membuktikan bahwa air biasa itu telah berubah Yesus menyuruh para pelayan untuk mebawanya ke pemimpin pesta (bisa jadi kalau kita sekarang, ketua panitia), lalu mencobanya dan kesannya ialah dalam ayat 10. Bahwa air biasa itu telah menjadi anggur.
Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan dari keajaiban ini:
- Pekerjaan Tuhan atau Tindakan Tuhan bukanlah suatu kebetulan yang kemudian menimbulkan decak kagum yang fantastis supaya orang mau ikut dan percaya kepada Dia melainkan ia menyatakan kemuliaannya (ayat 11) dan menunjukkan bahwa sesungguhnya Dia adalah Mesias sejati. Bahwa tindakannya bukan karena perintah manusia sebab Yesus sendirilah yang memiliki inisiatif untuk melakukan atau tidak akan mujizat itu.
- Yesus tidak akan pernah diam menyaksikan kesulitan yang kita alami. Yesus yang kita percaya mampu mengatasi setiap krisis kehidupan yang kita alami. Kekuatiran dan kecemasan setiap orang yang mengalami tekanan atau pergumulan hidup harus datang kepada Yesus.
- Dalam ayat 11, sebagai bentuk Respon dari murid-murid, dikatakan bahwa mereka Percaya kepadaNya. Terpanggil untuk percaya dan mentaatinya merupakan respon yang benar yang harus diteladani oleh setiap anak-anak Tuhan pada masa kini. Tentu kita tidak hanya ingin memilih yang baik-baik saja terjadi dalam hidup kita lalu kemudian menolak keadaan yang tidak menyenangkan dan tidak kita inginkan. Percaya kepadaNya itu berarti kita memiliki keyakinan bahwa dalam keadaan dan situasi apapun Rencana Tuhan atas hidup kita pasti terlaksana.
Untuk itu saudara-saudara, mengundang atau datang pada Yesus, menjamin kehidupan kita ke masa depan. Kekuatiran atau kecemasan akan berubah menjadi kelegaan dan sukacita memperbaharui iman setiap orang percaya agar imannya semakin bertumbuh. AMIN
Komentar Terbaru