
Khotbah, Minggu 09 Februari 2025 (Stola Hijau)
Tujuan : Agar Warga Jemaat Memberi ruang bagi Tuhan untuk mengatur dan menata hidupnya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Yesus makin terkenal sebagai pengajar Firman Allah, sehingga kemana pun la pergi, orang banyak selalu mengerumuni Dia untuk mendengar Firman Allah. Perikop Lukas 5:1-11 menceritakan panggilan murid pertama Yesus, khususnya Simon Petrus, yang mengalami transformasi hidup melalui pertemuan yang sangat mengesankan dengan Yesus. Kisah ini menggambarkan bagaimana ketaatan, iman, dan pengenalan akan panggilan Allah membawa perubahan besar dalam hidup seseorang. Mari merenungkan empat hal sebagai catatan perenungan kita :
1.Yesus Naik dan masuk ke dalam perahu ( ay. 1-3)
Dikisahkan bahwa Yesus berdiri di pantai. Maksud yang terkandung adalah Yesus ingin hadir di tempat para nelayan bekerja, dan menjumpai mereka dalam keseharian. Saat itu, ada dua perahu, dan para nelayan sedang membersihkan jalanya. Pada waktu bersamaan banyak orang mengerumuni Dia untuk mendengar firman Allah. Maka Yesus naik ke sebuah perahu, yaitu perahu Simon. Dari atas perahu itulah, Yesus mengajar orang banyak yang setia mendengar ajaran-Nya.
2. Kekecewaan dan Kegagalan (Lukas 5:4-5)
Dalam ayat 5, Simon berkata kepada Yesus, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa.” Teori menangkap ikan adalah di malam hari. Para nelayan, termasuk Simon, sudah bekerja sepanjang malam namun tidak mendapatkan hasil. Ini mencerminkan kondisi manusia pada umumnya, yang sering kali merasa letih, putus asa, dan tidak menemukan jalan keluar. Namun, justru di tengah situasi ini, Yesus datang dan membawa perbedaan.
3. Tindakan Iman: Ketaatan pada Perintah Yesus (Lukas 5:6-7)
Meski Simon tahu bahwa waktu terbaik untuk menangkap ikan sudah lewat, ia tetap mengikuti perintah Yesus: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan” (ayat 4). Ketaatan Simon pada perkataan Yesus ini menunjukkan iman yang dalam, meski secara logika manusia itu tampak tidak masuk akal. Namun, hasilnya luar biasa: jala mereka penuh dengan ikan hingga hampir robek.
4. Pengakuan Dosa dan Panggilan untuk Mengikut Yesus (Lukas 5:8-11)
Setelah mengalami mujizat penangkapan ikan, Simon Petrus tersungkur di hadapan Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (ayat 8). Dua makna yang tampak di balik sikap tersungkurnya Simon di hadapan Yesus adalah : (1) Simon mengucap syukur karena ternyata pekerjaannya tidak sia-sia. la berhasil menangkap ikan dalam jumlah sangat banyak, sehingga bisa dibagikan kepada yang lain. (2) Simon merasa bersalah dan berdosa karena awalnya ia lebih mengandalkan pikiran, pengetahuan dan kekuatannya, sehingga meragukan apa yang Tuhan perintahkan. Simon sadar bahwa dirinya berdosa sehingga ia merasa tidak layak, dijumpai oleh Tuhan. Karena itu, ia memohon agar Tuhan pergi daripadanya.
Melalui Firman Ini yang perlu direnungkan :
- Hidup kita secara pribadi, keluarga dan persekutuan adalah bagaikan sebuah perahu. Dalam perahu hidup itu, kita sering sibuk untuk bekerja sepanjang hari. Ada yang bekerja dari pagi sampai sore; ada yang dari siang sampai tengah malam, dan ada juga dari malam sampai pagi. Pada saat seperti itu kita sering tidak merasakan bahwa Tuhan Yesus hadir bersama kita.
- Tuhan Yesus selalu hadir di tengah kesibukan kita bekerja. la ingin menjumpai kita dalam keseharian kita. la ingin menjadikan perahu hidup kita tempat-Nya mengajar. Masalahnya adalah kesibukan sering membuat kita tidak sadar bahwa Tuhan Yesus sedang hadir dan melihat kita. Adakalanya kita tahu bahwa Tuhan Yesus sudah hadir, namun karena kesibukan maka kita lupa menyediakan perahu hidup sebagai tempat bagi-Nya untuk mengajar. Maka siapkan perahu hidup kita dan izinkan Tuhan Yesus naik ke dalamnya.
- Tuhan Yesus selalu menjumpai kita dalam setiap situasi yang kita hadapi, terlebih saat kita tidak berhasil dalam pekerjaan kita. Karena itu, jangan kita mengomel dan mengumpat tidak karuan mempersalahkan diri sendiri atau orang lain atas ketidak-berhasilan kita. Jika hal itu terjadi maka kita justru tidak akan merasakan kehadiran Tuhan untuk menolong kita. Lebih baik kita tenang dan memohon Tuhan masuk ke perahu hidup kita. Kalau Tuhan sudah masuk, dengarlah apa perintah-Nya dan lakukan sesuai yang diperintahkan-Nya, meskipun hal itu mungkin terasa aneh dalam pikiran kita. Tuhan adalah Mahatahu. la tahu melebihi apa yang kita tahu. la juga tahu apa yang terbaik bagi hidup kita. Karena itu, lakukan segala hal jangan berdasarkan pengetahuan kita, tetapi terlebih harus sesuai dengan yang Tuhan Yesus perintahkan.
- Banyak mujizat yang Tuhan lakukan dalam perahu hidup kita, tetapi kita tidak menyadarinya. Kita telah dipolakan sedemikian rupa sehingga memahami mujizat terbatas pada yang terjadi dalam kebaktian kebangunan rohani dan dilakukan oleh tokoh tertentu. Akibatnya, tanpa kita sadari bahwa kita lebih mengagungkan tokoh tersebut daripada Tuhan. Yakinlah bahwa dalam kondisi yang sangat mendesak, Tuhan akan melakukan mujizat dalam kehidupan kita, jika kita sungguh- sungguh mau melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
- Tuhan melakukan dan menyatakan mujizat dalam kehidupan kita agar kita selalu menyadari kelemahan dan keterbatasan kita, Sebab kita adalah manusia berdosa; penuh dengan kelemahan dan keterbatasan. Semua yang kita lakukan akan gagal. Tetapi karena Tuhan berkenan mendatangi kita dan menyatakan mujizat- Nya kepada kita maka kita berhasil dalam pekerjaan. Keberhasilan itu membuat kita harus mengakui kemahakuasaan Tuhan, mengenal-Nya dengan benar dan menyembah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Tantangan kesulitan bisa menggagalkan setiap rancang-bangun yang kita lakukan. Karena itu, dalam setiap rancang-bangun masa depan, biarlah kita sadari kelemahan dan keterbatasan kita, serta hanya mengakui kemahakuasaan Tuhan. Jika kita merancang- bangun masa depan dan mau melakukan sesuai perintah Tuhan maka mujizat akan terjadi dan semua rancang-bangun kita akan berhasil.
- Mujizat yang Tuhan lakukan dan nyatakan dalam kehidupan kita terkadang merubah wawasan dan pemahaman kita. Awalnya kita mengalaminya, memang, sering menimbulkan rasa takjub dan takut. Tetapi jagalah agar jangan sampai rasa takjub dan takut menguasai kita, sehingga membuat kita terpaku terus pada mujizat tersebut. Kita lupa bahwa mujizat itu harus kita nyatakan juga kepada orang lain agar mereka pun dapat merasakannya. Beda antara penjala ikan dan penjala manusia adalah sbb: Penjala ikan menangkap (ikan) yang hidup dan mematikannya agar bisa dimakan. Sedangkan penjala manusia menangkap (manusia) yang mati (iman, harap dan kasihnya) dan menghidupkannya agar dapat kembali memuliakan Tuhan.
- Apakah kita masih punya sikap dan tindakan radikal serta motivasi yang tulus dan benar untuk mengikut Yesus seperti yang ditunjukkan Simon dan teman-temannya? Sebagian dari kita mungkin sepakat untuk mengatakan bahwa lain dulu, lain pula sekarang. Bahwa dulu kebutuhan hidup belum meningkat seperti sekarang. Sehingga terasa sangat sulit untuk meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus. Sangat sulit untuk hanya melayani orang lain, dan lupa memenuhi kebutuhan seisi rumah tangga dan keluarga. Memang sulit, tetapi bukan berarti tidak bisa. Jika kita sungguh- sungguh mau mengikut Yesus, tanpa dihalangi oleh apa pun maka kita pasti bisa. Tuhan Yesus yang memanggil dan menetapkan serta mempercayakan tugas melayani sesama kepada kita akan memenuhi semua kebutuhan hidup kita secara ajaib. Karena itu, jangan ragu untuk mengikut Yesus, dan merancang-bangun masa depan bagi sesama, meskipun banyak tantangan. Jadi “ BIARKAN YESUS NAIK KE DALAM PERAHUMU”. Amin.
Komentar Terbaru