
Khotbah, Minggu 2 Maret 2025 (Minggu Sengsara-1) (Stola Ungu)
Tujuan : Agar jemaat memahami bahwa Tuhan yang Mahabesar, Mahakuasa satu-satunya yang layak ditinggikan.
Mengucapkan salam kepada seseorang adalah hal yang sudah menjadi budaya menyeluruh. Sesungguhnya salam mengandung nilai mulia, memperlihatkan sikap rendah hati yang ditujukan secara terhormat. Salah satu sifat yang Yesus perintahkan yaitu menghormati Allah (Yohanes 5:23). Memuliakan Allah sungguh berbeda ketika kita menghormati manusia.
Dalam konteks bacaan kita, Pemazmur menyerukan pengakuan Imannya bahwa Tuhan adalah Raja Semesta. Berbeda dengan penguasa dunia yang selalu digoda menggunakan hukum untuk membenarkan pelanggaran dan meluputkan diri dari pembalasan. Tuhan mencintai hukum, menegakkan kebenaran dan melakukan keadilan bagi umat. Kemurahan dan cinta kasih Tuhan yang membuat sujud menyembahNya.
Meninggikan Tuhan merupakan bagian dari kewajiban kita orang percaya. Tuhan patut ditinggikan atau dihormati karena perbuatan-Nya yang ajaib bagi kita. Pemazmur mengingatkan kita bahwa Dia juga adalah Allah yang “mahabesar … mengatasi segala bangsa”, bukan Allah yang cuma mengatasi berbagai masalah pribadi dalam kehidupan kita. Allah juga adalah kudus, kuat, benar dan adil.
Memang benar Allah itu pengampun, tetapi Allah tidak membiarkan perbuatan salah kita berlalu begitu saja. Dia mencintai hukum. Dia menegakkan kebenaran. Dialah sang Raja. Kesadaran bahwa Tuhan adalah Raja yang berdaulat dan pemilik hidup kita seharusnya membawa ketaatan tanpa syarat bagi kita. Apalagi di dalam Kristus, Sang Raja yang sudah menang itu, kita dipelihara dengan kepastian dan jaminan penuh dari Allah sendiri.
Sebagai Umat Allah, kita diajak untuk lebih mengenal Allah yang kita sembah. pengenalan kita akan Allah akan memperkuat iman dan menolong kita untuk hidup sebagaimana sifat dan kehendak Allah karena Allah itu kudus kita pun harus hidup dalam kekudusan. Kita harus hidup dengan cara yang berbeda dari cara hidup dunia yang tidak menghormati kekudusan Allah.
Dengan menyadari itu maka kita akan meninggikan Tuhan dengan sujud menyembah-Nya di dalam setiap kehidupan kita. Menyembah-Nya di dalam setiap ibadah-ibadah kita menunjukkan bahwa kita sangat meninggikan Tuhan. Ibadah menjadi sarana kita meninggikan dan memuliakan-Nya. Tentu selain ibadah, kita juga harus meninggikan Tuhan melalui pola sikap dan laku kita di hadapan manusia dan terlebih di hadapan-Nya. Tingkah laku kita menggambarkan karakteristik Tuhan dengan mengasihi dan berbuat baik bagi semua orang. Karena itu, muliakanlah Tuhan di setiap kehidupan kita dan lebih dekat melalui perenungan FirmanNya. Amin
Komentar Terbaru