
Khotbah, Minggu 20 April 2024 (Hari Paskah) – Stola Putih
Tujuan : Agar Warga Jemaat memahami bahwa Yesus Kristus memerintahkan kita mewartakan Keselamatan dariNya kepada seluruh ciptaan.
Jika membaca secara seksama terdapat perbedaan mendasar antara empat Kitab Injil dalam mengisahkan peristiwa kebangkitan Yesus. Dibandingkan Injil lainnya hanya Yohanes yang menceritakan kisah kebangkitan Yesus secara mendetail, terlebih khusus pada Yohanes 20: 1-18 memberikan perhatian penuh pada sosok Maria Magdalena sebagai saksi kunci dari kebangkitan Yesus. Peristiwa kebangkitan itu dimulai dari ketika Maria Magdalena melihat pintu batu kubur Yesus telah terbuka dan kubur-Nya telah kosong. Dengan hati yang masih dipenuhi dengan kesedihan dan kekalutan karena ditinggalkan oleh sosok Sang Rabuni (Guru), ia menyimpulkan bahwa mayat Yesus telah dicuri. Dengan memeluk kesedihan itu, ia menyampaikan kabar tersebut kepada murid-murid Yesus yang lain, dan berita tersebut membuat Petrus dan murid-murid yang lain berlari menuju kubur itu. Petrus yang melangkah lebih jauh dari Maria Magdalena. Ia masuk ke dalam kubur dan melihat (Yunani: theoreo) kain kafan yang sudah terletak di tanah. Dengan menggunakan kata theoreo, Yohanes ingin menyampaikan bahwa sosok Petrus telah tiba pada kesadaran bahwa ada sesuatu yang tidak biasa di balik hilangnya mayat Yesus. Sama halnya dengan murid yang lain, yang sebelumnya hanya menjenguk kedalam dan masuk pula ke kubur, mereka melihat (Yunani: horao) dan percaya (ay. 8). Dengan menggunakan kata horao Yohanes memberikan penegasan bahwa kedua murid ini “percaya” bahwa Yesus telah bangkit.
Sementara itu, Maria Magdalena tampaknya belum tiba pada horao itu, sebagaimana murid yang lainnya. Karena itu, respon Maria Magdalena kepada malaikat masih sama dengan kesaksiannya kepada Petrus dan murid yang lain, “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu dimana Ia diletakkan (ay. 13).” Maria kemudian melihat (Yunani: theoreo) Yesus, namun tidak mengenali-Nya (ay. 14). Mulanya ia tidak percaya, (ay.15) karena mengira bahwa orang yang sedang berbicara dengannya adalah penjaga taman. Namun, ketika Yesus memanggil namanya, “Maria!”, Maria langsung mengenali orang itu. Ia tahu betul bahwa yang sedang berbicara dengannya adalah Yesus, Guru yang amat dikasihinya, ia kenal dengan suara-Nya. Oleh karena itu, amatlah wajar jika Maria dengan spontan ingin memegang Yesus, Guru yang amat dikasihinya. Namun, apa kata Yesus? “Janganlah engkau memegang Aku, sebab aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” (ay.17). Melalui pengutusan itulah, Maria kembali kepada murid-murid yang lain dengan kesaksian, “Aku telah melihat Tuhan! (horao).
Melalui peristiwa paskah yang adalah peristiwa penting dalam kehidupan umat percaya. Kebangkitan Kristus telah menjadi jaminan bahwa cinta kasih Allah begitu luar biasa bagi umat-Nya. Dalam segala ketidaklayakan, kita dilayakkan menjadi umat-Nya. Peristiwa paskah memberikan jaminan bahwa kita menjalani kehidupan ini dalam cinta Allah yang tidak pernah terbatas. Kebangkitan Kristus menegaskan keberpihakan Allah kepada kehidupan umat-Nya. Jika dosa mengekspresikan maut, maka kebangkitan Kristus menegaskan bahwa maut itu ditundukkan dalam cinta Allah kepada kita. Untuk merespon karya keselamatan Allah ialah kita dituntut hidup yang benar-benar berpusat kepada Kristus. Dalam iman dan percaya, serta terus menerus mewartakan keselamatan itu sebagai bagian tindakan iman. Sama halnya ketika Yesus memberikan penugasan kepada Maria Magdalena, dan kita saat ini, untuk “Pergilah” artinya tidak berdiam diri, tanpa melalukan apa-apa. Akan tetapi kita diminta untuk mengabarkan Injil, memberitakan karya keselamatan yang Yesus sudah berikan kepada kita, mengerjakan dan menjalankan misi Allah yang telah dimandatkan kepada kita, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku ….” (Mat. 28:19-20). Di dalam terang kebangkitan Kristus inilah menjadikan kita sebagai Maria-Maria yang lain, yang telah mendapatkan pemulihan dan keberanian yang menjadi spirit kita dalam mewarktakan kabar keselamatan itu melalui tindakan yang memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah, singga orang lain akan sampai pada kesaksian bahwa “Aku telah melihat Tuhan! Melalui suara dan tangan kita yang terus menerus mewartakan Cinta Kasih Kristus melalui karya keselamatan-Nya. Amin…
Komentar Terbaru