
Khotbah, Minggu 27 April 2025 (Stola Putih)
Tujuan : Agar warga Jemaat mengerti bahwa dengan kepercayaan yang sungguh kepada Yesus Kristus kita akan mengalami kebahagiaan yang kekal.
Injil Yohanes mengambarkan situasi yang rumit yang dirasakan oleh para murid, hal tersebut terlihat pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar mereka dikejutkan dengan kubur yang kosong. Mayat Yesus sudah tidak ada di tempat dimana diletakkan oleh Yusuf dari Arimatea. Yesus yang bangkit mengatakan kepada Maria Magdalena “…tetapi pergilah kepadasaudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Akuakan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” (ay. 17b). Maria Magdalena pergi menyampaikan berita itu kepadamurid-murid yang lain. Pada sore hari itu mereka masih diliputi rasa takut dan trauma yang mendalam tentang peristiwa tiga hari lalu yakni penyiksaan dan bahkan pembunuhan Yesus. Sekali lagi bahwa peristiwa Jumat Agung adalah peristiwa yang paling kelam yang dialimi oleh para murid serta orang-orang yang mengikuti-Nya. Jadi, ketakutan dan trauma itu dialami oleh mereka. Respon dari ketakutan itu adalah dengan mengunci pintu yang rapat-rapat. Dalam suasana yang mencekam kehadiran Yesus membawa damai sejahtera yang besar bagi mereka dengan mengucapkan “Damai sejahtera bagi kamu”.
Tiga hari sebelumnya, para murid menyaksikan peristiwa salib yang begitu sadis terhadap guru yang mereka sungguh kagumi. Kini,mereka berkumpul di suatu tempat dalam ruang yang terkunci rapat. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Hati diliputi takut, cemas, kecewa dan trauma sangat dalam. Mereka diliputi rasa duka yang mendalam setelah tiga hari lalu menguburkan Sang Guru. Dalam situasi itu, Sang Guru tiba-tiba hadir di tengah-tengah mereka. Kehadiran-Nya adalah untuk mengobati dan melenyapkan rasa takut, kecewa dan trauma sertamembawa damai sejahtera. Ia memerlihatkan tangan yang berlubang bekas paku, menghembusi mereka dengan Roh Kudus supaya mereka memiliki keberanian pergi meneruskan berita itu. Namun, Tomas yang tidak ada di tempat saat itu pergi di jumpai dengan murid-murid yang lain dan menyampaikan kepadanya bahwa mereka telah melihat Allah. Namun Tomas tidak langsung mempercayai berita tersebut. Dia membutuhkan bukti nyata dengan mencucukkan jarinya ke dalam lobang bekas paku. Sang Guru tidak ingin para murid tenggelam dalam keragu-raguan seperti Tomas. Karena itu, delapan hari kemudian Sang Guru kembali menjumpai mereka dalam suasana yang sama. Berada dalam rumah yang terkunci rapat dan Tomas telah berada bersama-sama dengan murid yang lain. Yesus kembali menyampaikan damai sejahtera bagi mereka. Saat itu pula, terdengan pengakuan iman pertama kali dari Tomas dan yaitu “Ya Tuhanku dan Allahku”. Yesus berkata: “Karena engkau telah melihat aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.” Ungkapan Yesus ini bukan teguran, melainkan sebuah berkat bagi semua orang yang menjadi percaya tanpa melihat dan menyentuh.
Gereja saat ini ada karena pemberitaan dari orang-orang yang mempercayai berita bahwa Yesus adalah Allah. Tidak ada di antara kita saat ini yang melihat Yesus, namun kita meyakini dan memercayai-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Berita kebangkitan-Nya adalah suatu semangat beriman bagi kita walaupun sebagai gereja yang disuruh ke dalam dunia ini menghadapi berbagai tantangan, tekanan dan hambatan. Akan tetapi, gereja terus bersaksi tentang kebangkitan itu bahwa Yesus sungguh-sungguh telah mengalahkan maut. Amin
Komentar Terbaru