Bacaan Alkitab: II Korintus 6:1-10
Minggu, 27 Juni 2021 (Stola Hijau)
Tema : Kasih Karunia Allah Meneguhkan Iman Dalam Pergumulan
Tujuan : Agar jemaat tetap teguh dalam iman menghadapi pergumulan karena menghayati kasih karunia Allah.
Integritas berasal dari bahasa Latin “ integrate “ yang artinya komplit, utuh, sempurna, dstnya. Maksudnya adalah apa yang ada di hati dan yang kita ucapkan, yang kita pikirkan dan yang kita lakukan adalah sama. Dengan kata lain Integritas adalah satunya kata-kata dan perbuatan. Kesatuan antara apa yang nampak dari luar dengan apa yang sesungguhnya ada di dalam hati. Oleh karena itu seorang yang berintegritas adalah orang yang tidak memakai kedok, orang yang bertindak sesuai dengan ucapan, sama di depan dan dibelakang. Benar-benar konsisten antara apa yang diimani dan kelakuannya Bukan orang yang hanya ikut-ikutan dan orang yang hanya mementingkan pencitraan yaitu orang yang berusaha untuk nampak baik dalam pandangan orang lain, padahal sebenarnya tidak demikian aslinya. Jadi pada dasarnya integritas berbicara mengenai kesejatian bukan kemunafikan, kemurnian bukan kepura-puraan serta atau kepalsuan.
Menjaga integritas di tengah kuatnya cobaan dan godaan dalam dunia ini, merupakan pergumulan setiap orang percaya yang mau serius membangun hubungan yang akrab dengan Tuhan. Hal ini jugalah yang dialami oleh rasul Paulus yang diungkapakan dalam perikop bacaan kita pada hari ini. Di mana Paulus tidak sekadar memberi mengajar dan mengarahakan, dalam khotbah serta pelayanannya. Paulus tidak cuma mengajak dan menghimbau. Namun Paulus, sebagai pelayan Tuhan berupaya menunjukkan jika dirinya sungguh menghayati dan menghidupi kasih karunia (anugerah) Allah yang menyelamatkan itu. Hal itu dinyatakan melalui hidup dan pelayanannya dalam berbagai situasi antara lain :
- Paulus berusaha keras menjaga hidupnya agar tidak menyebab orang tersandung. Senatiasa menjaga diri agar pelayanan yang telah dirintis dan dilakukan tidak dicela orang (ay.3). Maksudnya Paulus berupaya menghindari komentar/kritikan orang padanya bahwa ternyata dia hanya bisa mewartakan tentang kebenaran dan kebaikan tetapi dirinya sendiri tidak melakukan/menerapkan dalam hidupnya sehari-hari.
- Paulus berjuang menunjukkan kualitas seorang pelayan yang rela menanggung risiko pelayanan. Bertahan di tengah situasi tidak nyaman karena menanggung berbagai siksaan fisik, (ay.4-5).
- Paulus menunjukkan integritas seorang pelayan di berbagai situasi dan kondisi yang menekan. Seberat apapun tantangan dan rintangan, cobaan dan godaan yang dihadapi. Paulus tetap konsiten. Tetap menjaga kemurnian hati, tanpa ada sedikitpun kemunafikan di dalamnya, oleh kuasa pertolongan Roh Kudus (ay.6).
Ketiga hal di atas sesunguhnya menggambarkan dan membuktikan kualitas iman Paulus sebagai seorang pengikut dan pelayan Tuhan. Bahwa kondisi menghadapi dan menjalani derita karena pemberitaan serta pelayanannya justru membuat Paulus kian matang dalam imannya mengikut jalan Allah. Oleh karena itu kepada jemaat di Korintus Paulus menyatakan kesaksiannya bahwa sekalipun dirinya dianggap penipu, namun justru Oleh Allah dipercayakan tugas yang mulia. Meskipun dipandang sebagai orang tidak dikenal, namun terkenal, sebagai orang yang nyaris mati, oleh berbagai upaya pembunuhan namun tetap diberi kesempatan hidup dari Allah. Sebagai orang meraskan berdukacita karena berbagai situasi pahit, namun senantiasa dimampukan merasakan sukacita. Dan sekalipun miskin, namun dapat memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu, kesemuanya itu diterima dan dijalani dengan ikhlas, (ay.8-10). Kumpulan paradoks kehidupan yang Paulus tunjukkan, memberikan makna tersirat bahwa menjaga kasih karunia Allah memang tidaklah mudah. Sebab kasih karunia Allah bagi orang percaya bukanlah berarti hidup orang percaya menjadi mudah, lurus dan mulus. Namun di dalam dan melalui penderitaan dan kesusahan itu Paulus justru dapat merasakan betapa Allah punya karya besar dalam menjaga dan memelihara kehidupan, terlebih pelayanannya. Melalui kebenaran firman Tuhan ini kita disadarkan bahwa dalam kehidupan ini kita di masa kini pun selaku pengikut Yesus Kristus akan mengalami ujian dalam segala aspek untuk memurnikan iman kita. Baik dalam kehidupan pribadi, kesehatan, pekerjaan, dan bahkan keluarga kita, termasuk dalam pelayanan. Untuk itu kita perlu meneladani rasul Paulus yang tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, melainkan kuasa Tuhan. Menaruh pengharapan pada kasih karunia Allah semata-,mata. Sehingga kita pun dapat menjadi saksi yang memperlihatkan bagaimana Tuhan memampukan kita dalam mengatasi segala situasi kehidupan. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk tidak memberitakan kabar sukacita, karena orang-orang yang telah diberi kasih karunia Allah tentu diberi penyelamatan dan pertolongan serta keteguhan iman, Amin. (cyk)