Minggu, 24 September 22023 (Stola Hijau)
Tujuan : Warga gereja memahami bahwa Allah menyatakan kasih setiaNya kepada setiap orang yang mau menerima-Nya.
Sidang jemaat yang dikasihi dan diberkati Tuhan,
Bagi kita yang telah berkeluarga dan memiliki anak lebih dari satu, tentunya pernah diperhadapkan dengan situasi bahwa kita sebagai orang tua dianggap tidak adil dalam memperlakukan anak-anak. Mungkin salah satu anak ada yang protes dan menilai diperlakukan tidak adil karena merasa saudaranya menerima lebih dari yang ia terima. Apakah itu dipahami dalam arti saudaranya menerima lebih banyak, lebih besar, lebih baru, dan seterusnya. Tentunya sebagai orang tua ketika menghadapi kasus seperti ini mesti dengan sabar menjelaskan arti keadilan di dalam pemberian tersebut.
Bacaan kita hari ini mengisahkan perumpamaan yang mengandaikan Kerajaan Surga dengan tindakan seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar mencari pekerja- pekerja untuk kebun anggurnya (ay. 1). Pagi-pagi benar ia keluar untuk mencari pekerja yang akan dipekerjakan dengan kesepakatan upah satu hari adalah satu dinar. Ia mendapatkan sekelompok orang yang dipekerjakan di pagi itu (ay. 2). Pada pukul 09:00, ia kembali mencari pekerja yang dapat dipekerjakannya (ay. 3), pada pukul 12:00 dan 15:00, ia keluar dan mencari pekerja lagi (ay.5) dan pada pukul 17:00, ia kembali memanggil orang untuk bekerja (ay. 6). ketika hari malam maka upah tiap- tiap pekerja diberikan (ay. 8). Tetapi menariknya disini diceritakan bahwa setiap pekerja memperoleh satu dinar, tanpa memperhitungkan jumlah jam kerjanya. Dan inilah yang menyebabkan pekerja yang bekerja dengan durasi waktu yang lebih lama menggerutu kepada tuannya, tentunya manusiawi mereka bersungut-sungut dan merasa diperlakukan tidak adil sehingga mereka berkata “Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari” (ay.12).
Apa pelajaran yang kita peroleh dalam firman hari ini?
- Bahwa sistem pembagian upah dalam pandangan (perspektif) Kerajaan Surga berbeda dengan konsep manusia.
Tuhan Yesus menggambarkan bahwa Kerajaan Surga sebagai kebun anggur, pemilik kebun anggur adalah Allah, para pekerja adalah orang-orang percaya. Allah sebagai pemilik kebun bekerja keras untuk terus mencari orang-orang berdosa sehingga mereka diselamatkan. Allah menawarkan Kerajaan Surga bagi mereka, ia mengajak mereka terlibat aktif dalam pekerjaan-Nya. Bagi mereka yang mau terlibat mendapat bayaran yang sama yakni satu dinar. Dan tindakan memberikan bayaran (upah) harian yang sama kepada para pekerja, dari yang bekerja sejak pagi sampai yang baru bekerja pukul 17:00 (jam 5 sore), ini mengilustrasikan kemurahan hati Allah. Setiap orang percaya hidup dalam anugerah dan kemurahan Allah. Sang tuan rumah telah memberikan nafkah yang menjadi hak pekerja dan terlebih itu cukup untuk kehidupan sehari-hari mereka terlepas dari berapa lama mereka bekerja. - Bahwa “upah” orang percaya berdasarkan pada kemurahan hati dan keadilan Allah.
Keluhan buruh yang bekerja sejak pagi mau menyatakan bahwa mereka lupa akan status awal mereka sebagai pengangguran dan justru karena kemurahan hati tuannya, sang tuan memanggilnya untuk bekerja agar mereka berdaya guna. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi mereka untuk iri hati, menggerutu, dan bersungut-sungut sebab ini adalah hak prerogatif (hak istimewa, hak mutlak) pemilik kebun anggur (ay. 15-16). Sehingga dalam hal ini pemilik kebun anggur tidak melanggar hak siapapun terlebih keputusan ini bukanlah keputusan sepihak, tetapi telah disepakati antara pemilik kebun dan pekerja (ay. 13 band. ay. 3). Bahwa tidak pantas bagi kita menganggap diri sendiri paling berjasa dan merendahkan apa yang telah dikerjakan orang lain. Seharusnya kita bersyukur ketika keahlian dan keterampilan orang lainpun dipakai untuk kemulian dan pekerjaan Tuhan.
Sidang jemaat yang dikasihi dan diberkati Tuhan, Firman Tuhan hari ini memperingatkan kita untuk tidak menerapkan prinsip penilaian dunia dalam kehidupan berjemaat maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam melayani dan menjalankan misi Kerajaan Surga, setiap orang wajib memberikan waktu, pikiran, tenaga, bahkan dana. Tetapi janganlah itu menjadikan kesombongan pribadi, jangan bersikap seolah-olah kita sedang mengutangi Tuhan dengan apa yang sudah kita korbankan. Bukan menjadi hak kita untuk menuntut Tuhan menghargai jerih lelah kita. Sebab Ia telah memberikan kehidupan abadi bagi orang yang percaya kepada-Nya. Kasih setia-Nya akan nyata bagi orang yang dengan tekun penuh kesetian melakukan dan mengerjakan tugas panggilan yang diberikan Tuhan kepadanya. Tuhan yang penuh kasih setia itu akan selalu menghitung segala jerih lelah yang kita keluarkan dalam menunaikan pekerjaan yang dipercayakan-Nya. Namun pertanyaannya adalah “maukah kita dipanggil menjadi pekerja-Nya”? atau jika kita telah menjadi pekerja-Nya, “sudahkah kita melakukan pekerjaan dengan motivasi yang benar”? Ingatlah bahwa sangatlah gampang bagi kita sebagai orang Kristen terperangkap jebakan duniawi, pelayanan yang dilakukan tanpa sikap hati yang merendahkan diri, pelayanan dengan motivasi salah justru mendukakan hati Tuhan. Pola pikir yang sehat menjaga akal budi dari kesesatan. Mari bekerja di ladang- Nya dengan giat, rajin, tekun dan ijinkan Tuhan sendiri yang akan menghitung cucuran keringat dan lelah kita. Karena Dia adalah Tuhan yang berlimpah kasih setia yang akan selalu adil memberi upah bagi pekerja-Nya. Amin.