Bahan Bacaan: 1 Korintus 12:1-13
- Minggu, 30 Mei 2021 (Stola Merah)
- Tujuan : Agar warga jemaat memahami bahwa Perbedaan bukan batu sandungan untuk membangun kesatuan hidup dalam kasih.
Saudara-saudara ……
Perbedaan biasanya menjadi alasan bagi seseorang untuk memisahkan diri dari orang lain atau dari sebuah komunitas. Banyak orang yang menginginkan segala sesuatu bersifat sama atau seragam. Kelihatannya jika kita bersikap seperti itu, kita terlalu egois (ke-aku-an). Padahal didalam banyak hal, perbedaan justru memberikan kepada kita kesempatan untuk berpikir dan menikmati kehidupan yang lebih baik. Sebagai contoh; pelangi jika hanya terdiri dari satu warna maka pelangi tidak akan terlihat indah. demikian juga berbagai ciptaan Tuhan yang lain; seperti bunga, pohon, hewan, dan lain-lain. Jika semua sama, maka kita tidak akan pernah menikmati keindahan dalam keaneka-ragaman.
Tuhan menciptakan manusia dalam sifat dan karakter yang berbeda, Tuhan juga menciptakan manusia untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda sehingga manusia dapat saling mendukung dan menopang dalam kehidupannya. Di dalam rumah tangga kita masing-masing; suami-isteri dan anak-anak, serta cucu-cucu memiliki sifat dan karakter yang berbeda tetapi tetap dapat hidup bersama sebagai satu keluarga, terlebih lagi dapat hidup secara harmonis.
Saudara-saudara ……
Memang tidak bisa disangkali bahwa; perbedaan sering mengakibatkan atau menimbulkan persoalan. Namun jika kita menyadarinya, hal itu terjadi karena kita terlalu memaksakan kehendak, ingin didengar sebagai orang yang terhormat, menganggap orang lain lebih rendah dari diri kita sendiri, merasa derajat atau statusnya lebih tinggi, merasa suku-nya lebih baik dari suku lain, merasa tidakpuas dengan keadaan, dan masih banyak hal-hal yang mengakibatkan terjadinya pertikaian dalam satu komunitas.
Keadaan seperti itu pernah terjadi di jemaat Korintus. Kekacauan dan pertengkaran terjadi karena warga jemaat tidak menghargai perbedaan. Orang-orang Yahudi merasalebih baik dari orang Yunani, orang-orang kaya merasa lebih tinggi statusnya dari pada orang-orang miskin. Suasana seperti itu, tidak bisa terjadi didalam jemaat atau gereja. Oleh karena itu rasul Paulus menasehati jemaat Korintus, bahwa di dalam jemaat ada rupa-rupa karunia yang saling mendukung satu dengan yang lain. Nasihat rasul Paulus kepada jemaat di kota Korintus, secara singkat rasul Paulus mau mengatakan; hargailah perbedaan, dengan perbedaan kamu akan lebih maju, dan dengan perbedaan kamu akan saling menopang satu dengan yang lain. Hal itu dikatakan rasul Paulus untuk memberikan pemahaman sehingga mereka tidak saling merusak satu dengan yang lain dalam persekutuan.
Rasul Paulus menggambarkan bahwa perbedaan yang saling menopang dapat dilihat dari tubuh manusia, dimana kepala, kaki, tangan, mata, lidah, telinga, memiliki perannya masing masing dan menjadikan manusia hidup dalam keseimbangan dengan orang-orang disekitarnya, serta dapat berkarya untuk kebaikan dan kemajuan.
Saudara-saudara ……….
Rasul Paulus menilai kehiudpan berjemaat yang masih mengutamakan perbedaan adalah tradisi kehidupan sebelum mengenal Kristus (ayat 2). Kehidupan yang tidak menghasilkan nilai-nilai etika dan moral yang baik. Hidup dalam karakter berhala yang tidak berguna bagi kehidupan. Rasul Paulus memberikan pemahaman bagi jemaat Korintus, bahwa didalam Kristus tidak ada perbedaan karena semua orang sama dihadapan Allah sebagai ciptaan Tuhan dan orang-orang yang ditebus dan diselamatkan oleh Allah sendiri.
Saudara-saudara ……….
Jika kita tidak mengahargai perbedaan, maka kita menolak Allah yang terlebih dahulu membuat perbedaan fisik dan cara hidup terhadap berbagai ciptaan-Nya.sebagai contoh manusia memiliki perbedaan mendasar dengan hewan dan ciptaan yang lain, baik cara hidup maupun cara berpikir. Benda-benda yang kita miliki pun berbeda fungsinya. Tidak mungkin gelas yang biasa kita pakai minum kita jadikan wadah penggorengan dan lain sebagainya, jells sebagai wadah penggorengan ada wadah atau alat lain yang dipakai.
Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih dan berbahagia di dalam Tuhan. mari kita memhami bahwa perbedaan itu bukanlah batu sandungan untuk membangun dan menata hidup yang lebih baik. Sebagai warga gereja kita memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda (karunia yang berbeda) semua itu adalah anugerah Allah. Kemampuan dan keahlian yang kita miliki, status dan jabatan yang kita miliki, cara berpikir dan bertindak yang kita miliki, semua itu diberikan oleh Allah supaya kita hidup bersama dalam tujuan-tujuan Tuhan. dalam perbedaan kita harus dapat membangun kehidupan yang saling mengasihi karena kita hidup sebagai umat Allah dengan dasar kasih Kristus.
Dalam gereja kita dipelihara dan dituntun oleh kuasa Roh Kudus agar kita dapat hidup beriman dan berhikmat di dalam persekutuan. Kita hadir dalam satu jemaat, satu klasis dan satu sinode, secara khusus sebagai warga Gereja Protestan Indonesia Luwu; kita semua terdiri dari latar belakang keluarga, suku-bangsa, latar belakang budaya, tradisi, dan adat istiadat yang berbeda. Namun, meskipun kita berbeda-beda, tetapi kita semua hadir dalam satu tujuan dengan dasar kasih Allah, yaitu; untuk membangun persekutuan, pelayanan, dan kesaksian demi kemuliaan Allah. Kita tidak perlu mempersoalkan perbedaan, yang perlu kita persoalkan adalah diri kita sendiri jika kita tidak mampu hidup dalam perbedaan. Mengapa? Karena secara naluri dalam kesadarannya, manusia selalu ingin ada yang berbeda dalam hidupnya, yaitu; agar dapat menikmati kehidupan yang lebih baik. Saudara-saudariku….. berbahagialah hidup dalam perbedaan, karena Kristus Sang Kepala Gereja mau memakai kita yang berbeda karunia (kemampuan-keahlian), beragam suku dan latar belakang budaya yang berbeda untuk membawa kesaksian yang sama; bahwa kita mampu hidup dalam kasih Allah dan menikmati keselamatan yang dianugerahkan Tuhan dengan rasa tanggungjawab yang tinggi kepada Allah. Perbedaan bukan alasan untuk tidak dapat bersatu. Terpujilah Kristus yang telah mempersatukan kita demi kemuliaan nama-Nya. Amin. (frd).