Minggu, 28 Mei (Stola Merah) (Hari Pentakosta: Hari Keturunan Roh Kudus)
Tujuan : Dengan karunia Roh Kudus warga gereja berbuah dalam kebaikan dan kebenaran
Sebelum lebih jauh menguraikan renungan ini, maka perlu terlebih dahulu kita memahami apa itu Pentakosta. Hari Pentakosta mungkin bagi kebanyakan orang Kristen menganggap sebagai hari yang tidak terlalu penting, dibandingkan hari Natal dan Paskah. Hal ini terjadi karena kurangnya atau sangat sedikit saja yang memahami apa arti dan makna yang terkandung melalui peristiwa Pentakosta itu. Pentakosta secara harafiah berarti hari ke-50 atau hari raya 7 minggu. Peristiwa Pentakosta dalam perjanjian lama, bagi umat Allah yakni Israel memaknai hari Pentakosta dalam dua peristiwa penting:
- Secara jasmani, sebagai ungkapan syukur kepada Allah Israel atas terpeliharanya kehidupan umat, tanah diberkati dan menikmati buah yang berlimpah- limpah karena itu umat Israel bersukacita pada hari itu dan merayakan Pentakosta selama 7 Minggu (Ulangan 16:10).
- Secara rohani, umat Israel menyakini bahwa dihari Pentakosta hukum Allah diberikan kepada Musa di Gunung Sinai sebagai pedoman hidup bagi umat Israel.
Dalam perjanjian baru, Pentakosta (Yunani: Pentekosta yang artinya 50). Lima puluh hari setelah kebangkitan Yesus lalu naik ke Surga dimaknai sebagai pemenuhan janji Allah dimana Roh Kudus dicurahkan kepada 120 orang murid (Kisah Para Rasul 2) dan bagi kita hari Pentakosta menjadi lebih bermakna, sebab melalui peristiwa ini diyakini sebagai cikal bakal hari lahirnya Gereja.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus..
Tema renungan pada peringatan Pentakosta Tahun ini adalah: “Berbuah dengan Karunia Roh Kudus”. Tema ini sangat sarat dengan makna yang menantang kita sebagai GerejaNya untuk segera menjawab kehadiran kita di dalam dunia. Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah apakah karunia-karunia yang Allah berikan melalui Roh Kudus sudah kita berlakukan dan nyatakan? Sebab karunia (kharisma) adalah anugerah yang diberikan oleh Roh Kudus kepada setiap orang percaya dengan cuma-cuma, ada banyak karunia-karunia (kharisma) yang diberikan kepada kita yang mestinya juga harus kita nyatakan sebagai tanda ungkapan syukur kita kepada Allah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Hal, inilah yang menjadi perhatian Rasul Paulus di jemaat Korintus agar karunia-karunia dalam jemaat dipergunakan untuk melayani dan membangun kehidupan Gereja-Nya. Karena bagi Paulus, semua orang percaya telah diberikan karunia, supaya dalam kehidupan jemaat dan kehidupan bersama nyata buah-buah kehidupan yakni buah kebaikan dan kebenaran. Karunia Roh Kudus itu dinyatakan dengan tidak bertujuan menyombongkan diri, menganggap lebih pintar, hebat dan mampu daripada orang lain tetapi dengan penuh kerendahan hati masing-masing mengamalkan karunia
Roh Kudus dengan satu tujuan yakni untuk kemuliaan Tuhan dan juga demi terciptanya suatu kehidupan persekutuan yang berkualitas dan bermartabat.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus…
Bagaimana dengan GPIL dan khususnya di jemaat kita, apakah karunia-karunia Roh Kudus yang adalah “kekuatan jemaat’ sudah pula kita nyatakan? Karena karunia-karunia sebagai kekuatan jemaat maka kita perlu introspeksi dan mengevaluasi diri. GPIL dan jemaat kita tidak akan pernah bisa bertumbuh dan berbuah dengan benar tanpa mengamalkan karunia-karunia yang diberi dengan cuma-cuma oleh Roh Kudus. Kita tidak akan dapat berbuah kebaikan dan kebenaran tanpa mengandalkan kuasa Roh Kudus sebagai penuntun hidup kita. Karena itu mintalah agar Roh Kudus dan hikmat- Nya membuka pikiran dan hati kita untuk memampukan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan buah.
Mengakhiri renungan Minggu Pentakosta ini, saya mengajak kita melalui Firman Tuhan hari ini, 3 hal penting:
- Ketika kita mau membuka diri sebagai gereja-Nya dengan rendah hati mau dipimpin oleh Roh Kudus maka akan terjadi perubahan besar dalam persekutuan gereja dan jemaat kita. Hal ini diperkuat dengan peristiwa Pentakosta dimana para murid mampu menggunakan bahasa dari berbagai bahasa suku bangsa dan bersaksi tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat.
- Karunia-karuniah Roh Kudus adalah kekuatan jemaat. Karena itu, setiap karunia-karunia Roh Kudus yakni berbagai macam talenta, kecakapan, pengetahuan pada bidang masing-masing, kekayaan dan apapun karunia yang diberikan Tuhan mesti berpadu harmoni tanpa menganggap yang satu lebih hebat, lebih pintar atau lebih diperlukan dibanding dengan yang lain. Sebab karunia-karunia yang diberikan oleh Roh Kudus sama pentingnya dihadapan Tuhan dan dihadapan Tuhan jauh lebih penting dan bernilai ketika kita dapat mengamalkan karunia-karunia Roh Kudus itu.
- Gereja dan jemaat yang tidak mengamalkan karunia- karunia Roh Kudus dapat dipastikan tidak dapat berbuah sebab Gereja dalam melayani, bersekutu dan bersaksi mempunyai tujuan yakni untuk berbuah demi kebaikan dan kebenaran demi kemuliaan Tuhan.
Selamat hari Pentakosta, Roh Kudus kiranya menolong kita mengamalkan karunia-karunian-Nya sehingga ternyata kita didapatiNya menghasilkan buah kebaikan dan kebenaran.. Amin