Minggu, 3 September 2023 (Stola Hijau)
Tujuan : Agar firman Tuhan memotivasi dan menguatkan warga jemaat hidup mencintai Firman Tuhan.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Ketika kita berbicara tentang firman Tuhan, hal ini mengacu kepada: (1) Firman adalah pribadi Yesus Kristus sebagaimana yang dinyatakan dalam Yoh 1:14; (2) Firman Tuhan sebagai perkataan Allah, Allah berbicara secara pribadi kepada seseorang. Contohnya ketika Allah berbicara secara pribadi kepada Adam dan Hawa, kepada Nuh, kepada Abraham, kepada Musa; (3) firman Tuhan yang disampaikan melalui mulut hamba- Nya, melalui para nabi pada zaman PL dan melalui para rasul pada zaman PB; (4) Firman Tuhan yang tertulis (Alkitab). Alkitab yang adalah firman Tuhan merupakan otoritas tertinggi untuk mengatur tingkah laku (moral dan etika) orang-orang percaya. Firman Tuhan mengandung kuasa dan dapat mengubah kehidupan setiap orang yang sungguh-sungguh berpegang teguh pada firman, dari kehidupan yang tidak berkenan menjadi kehidupan yang berkenan kepada Tuhan.
Nabi Yeremia dalam perjalanan pelayanannya meng- alami pergumulan sebagaimana yang disaksikan dalam bagian bacaan saat ini. Dalam melayani umat Tuhan, Nabi Yeremia diperhadapkan pada kondisi dimana ia telah bertindak demi kepentingan umat itu, namun disisi lain ia dibenci, diolok-olok dan merasa ditinggalkan sendirian (ay. 15b), Nabi Yeremia diperhadapkan dengan kekerasan hati umat Tuhan dalam menerima firman Allah kekerasan hati umat Tuhan diibaratkan seperti besi (ay.12). Menghadapi pergumulan yang sedemikian berat, ada rasa kecewa, sedih, bahkan Nabi Yeremia mengeluh kepada Tuhan karena ia merasa seolah-olah Tuhan tidak membela perkaranya (ay. 18). Namun Nabi Yeremia tidak membiarkan perasaan itu mnguasai dirinya. Ia memberi tempat kepada firman Tuhan menerangi hidupnya agar dapat berpikir dan bertindak dengan benar sesuai kehendak Allah. Melalui kesaksian Nabi Yeremia ini hendak mengajarkan kepada kita beberapa kebenaran untuk menjadi pegangan hidup kita selaku gereja-Nya bahwa firman Tuhan itu punya kuasa membebaskan umat-Nya dari pergumulan:
1. Mencintai Firman Tuhan (ay. 16)
Hal itu dinyatakan oleh Nabi Yeremia dalam ayat 16 “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; Firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN Allah semesta alam.” Perhatikan kata „menikmati‟, „menjadi kegirangan‟, „menjadi kesukaan‟, hal ini memperlihatkan bahwa Nabi Yeremia mencintai firman Tuhan, firman itu menjadi sukacita dan kegembiraan baginya, firman Tuhan itu memuaskan jiwanya. Kecintaan terhadap firman Tuhan pun disaksikan oleh Pemazmur dalam Mazmur 119:97 “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenung- kannya sepanjang hari” Dari kesaksian Nabi Yeremia dan Pemazmur ini memberikan penegasan kepada kita selaku gereja masa kini bahwa jika kita merindukan kuasa firman Tuhan yang membebaskan itu kita alami dalam perjalanan kehidupan kita, maka cintailah firman Tuhan! Jadikanlah firman Tuhan itu sebagai kesukaan, kegirangan dalam hidup kita. Ibaratnya serasa ada yang hilang dari hidup ini jika tanpa firman Tuhan. Firman Tuhan tidak hanya sebatas slogan dan ucapan bibir semata, namun sungguh-sungguh menjadi terang dalam berperilaku dan dalam bertutur kata. Sehingga sekalipun diperhadapkan dengan berbagai pergumulan yang berat, tetap dimampukan berdiri teguh karena berpegang teguh pada firman Tuhan yang berkuasa membebaskan.
2. Mengalami Pembaharuan Panggilan (ay. 19)
Jawaban TUHAN yang disampaikan kepada Nabi Yeremia dalam ayat 19a yang mengatakan “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan-Ku.” Jawaban Tuhan ini menguatkan Nabi Yeremia untuk terus melaksanakan panggilan Allah atas dirinya. Sebelumnya Nabi Yeremia merasa kecewa, merasa terbuang, merasa sendirian, mengganggap bahwa Tuhan salah dalam memilihnya menjadi hamba-Nya, menganggap bahwa Tuhan tidak memperhatikan pergumulannya. Namun dengan jawaban Tuhan yang difirmankan kepada Nabi Yeremia hadir membaharui panggilannya, dilepaskan dari pikiran dan ucapan yang salah tentang pilihan Allah atas dirinya. Nabi Yeremia harus mendisiplinkan pikiran dan ucapannya agar dapat menjadi penyambung lidah Allah (ay. 19b). Firman Tuhan yang diterima Nabi Yeremia memberi motivasi dan menguatkan dirinya untuk terus mengemban panggilan yang dinyatakan Allah baginya.
Terkadang dalam kehidupan kita, saat mengalami pergumulan yang begitu berat, kita merasa kecewa, kita merasa sendirian, kita merasa seolah-olah Allah tidak memperhatikan kita, bahkan mungkin sebagai pelayan Tuhan kita merasa bahwa Tuhan salah dalam memilih kita menjadi hamba-Nya. Mari bertindak seperti Nabi Yeremia agar tidak terkungkung dengan pikiran dan perasaan yang salah tetapi menanggapi perkataan Allah yang membawa kepada pembaharuan, dan memberi motivasi serta kekuatan dalam mengemban panggilan yang dipercayakan kepada kita.
3. Menerima Janji Tuhan (ay. 20-21)
Selain mengalami pembaharuan panggilan, Nabi Yeremia diteguhkan dengan janji Tuhan yang dinyatakan kepadanya. Janji Tuhan bagi Yeremia dalam ay. 20 “Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga” menunjukkan bahwa Nabi Yeremia akan tetap berdiri kokoh sekalipun diperhadapkan dengan serangan-serangan dari bangsa yang dilayaninya karena perlindungan dan penyertaan Tuhan ada atasnya; “Aku akan melepaskan engkau…….. dan membebaskan engkau” menunjukkan bahwa rancangan orang-orang jahat tidak akan menjerat dan menjatuhkan nabi Yeremia sebab Tuhan Sang Pembebas memegang hidupnya. Janji Tuhan yang difirmankan Allah kepada Nabi Yeremia semakin menguatkannya dalam melayani umat Tuhan. Dalam kehidupan kita selaku gereja-Nya dalam melaksanakan panggilan kita, agar berpegang teguh pada janji Tuhan yang difirmankan kepada kita. Jika Tuhan memampukan Nabi Yeremia untuk berdiri kokoh menghadapi serangan-serangan, maka kita pun percaya bahwa Tuhan juga memampukan kita berdiri kokoh menghadapi serangan-serangan baik yang datangnya dari dalam lingkungan persekutuan maupun yang datangnya dari luar. Tuhan menjadi Pembebas bagi Yeremia maka Ia pun menjadi Pembebas bagi kita. Karena apa yang difirmankan-Nya pasti akan terjadi. Karena itu berpegang teguhlah pada firman Tuhan yang berkuasa membebaskan.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Melalui kebenaran firman Tuhan ini, kita selaku gereja-Nya diingatkan agar senantiasa memprioritaskan firman Tuhan dalam kehidupan kita: jadilah gereja yang selalu mencintai firman Tuhan yang terwujud dalam kata dan perbuatan, jadilah gereja yang membuka diri dibaharui oleh firman Tuhan, dan jadilah gereja yang berpegang teguh pada janji yang difirmankan Tuhan. Maka firman Tuhan yang membebaskan itu menjadi bagian dari kehidupan kita selaku gereja Tuhan. Amin.