Minggu, 13 Maret 2022 (Minggu sengsara III) Stola Ungu
Bacaan Alkitab : Filipi 13:17-4:1
Tujuan : Jemaat diajak untuk meneladani kehidupan Tuhan Yesus untuk menjadi gaya hidup
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Menarik Tema kita di Minggu Sengsara ke-3 ini yaitu : “Ikutlah Teladan-Nya”. Ada dua hal yang menarik untuk kita lihat dari tema ini yaitu : Apa arti “ teladan” itu dan teladan siapa yang harus kita ikuti ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “ teladan” adalah ; sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (perbuatan, kelakuan, sifat dan sebagainya)
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Bagian ini merupakan nasehat-nasehat yang diberikan Paulus kepada jemaat di Filipi. Pada saat itu terdapat “seteru-seteru salib Kristus”, yaitu orang-orang yang mengaku percaya kepada Kristus tetapi mencemarkan Injil dengan cara yang palsu (ayat 18). Hidup sebagai seteru salib Kristus yaitu, mereka-mereka yang hidupnya sangat bertentangan dengan Injil. Kehidupan orang-orang itu tidak mau menyangkal diri atau pikul salib. Mereka digambarkan oleh Paulus sebagai orang-orang yang menjadikan perut mereka sebagai tuhan, yaitu dalam hidup mereka makan adalah prioritas utama dan tertinggi. Sehingga mau melakukan apa saja, demi keuntungan dan kesenangan mereka. mengumbar dan mengejar kesenangan-kesenangan duniawi, membangga- kan diri mereka dengan segala yang dimiliki, namun pada akhirnya ujung hidup mereka berakhir pada kebinasaan (ayat 19).
Tentu hal ini meresahkan hati Paulus. Ia tidak ingin jemaat Tuhan di Filipi mengikuti gaya hidup para seteru Kristus yang hidupnya lebih berfokus pada perkara- perkara duniawi. Oleh karena itulah, ia berpesan kepada jemaat di Filipi untuk mengikuti teladan Paulus, yang artinya jemaat di Filipi diminta untuk mengikuti hidup beriman kepada Yesus seperti yang Paulus telah lakukan (ayat 17).Sebelumnya Paulus juga menekankan supaya mereka mengikuti teladan Yesus Kristus (ayat 5). Paulus menuntun perhatian jemaat di Filipi bahwa “kewargaan kita” adalah di dalam sorga, yang mana tujuan hidup orang percaya mengarah pada Kerajaan Allah. Kehidupan di dunia ini hanyalah sementara dan segala kesenangan pun akan menjadi lenyap tak bersisa.
Sebab pada kedatangan Kristus yang kedua, kita menantikan dengan pengharapan pasti untuk hidup bahagia dan dalam kemuliaan di sorga. Paulus mengajak jemaat Filipi yang merupakan orang-orang yang sudah menerima anugerah keselamatan dari Kristus, untuk tetap berdiri teguh di dalam Tuhan meskipun mereka harus diperhadapkan dengan kondisi yang dapat menggoyahkan iman mereka.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sangat
bertolak belakang dengan keberadaan umat Tuhan zaman sekarang ini,
di mana banyak yang
hidupnya justru menjadi
batu sandungan, memuaskan
keinginan daging dan lebih memilih ‘sama
dan
serupa’ dengan dunia ini.
Padahal seharusnya
kehidupan
kita
berbeda dan tidak serupa dengan orang-orang dunia:
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia
ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.” (Roma 12:2).
Selaku umat dan pelayan Tuhan, mari kita simak baik-baik teladan dan ajaran Kristus khususnya dalam hal kasih dan kesediaan pikul salib yang nyata dalam hidup kita. Seperti dalam Syair dalam NKB 121 : 1,2 “ Ku Ingin Berperangai “
1. ‘Ku ingin berperangai laksana Tuhanku, lemah lembut dan ramah, dan manis budiku. Tetapi sungguh sayang, ternyata ‘ku cemar Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
2. ‘Ku ingin ikut Yesus, mencontoh kasihNya, menghibur orang susah, menolong yang lemah. Tetapi sungguh sayang ternyata ‘ku cemar Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Tanpa suatu teladan bagaimana kita dapat meyakin- kan orang lain, sekalipun ajaran kita benar dan sesuai dengan prinsip Alkitab, maka tidak akan membawa pengaruh yang kuat dan pelayanan kita tidak akan efektif . Seperti hidup Paulus hanya tertuju kepada Tuhan karena ia sangat mengasihi-Nya dan mau melakukan apa saja untuk menyenangkan hati-Nya. Ada keseimbangan antara perkataan dengan perbuatan, tidak hanya fasih membicarakan firman, namun ia juga mempraktekkan apa yang ia katakan supaya menjadi teladan bagi banyak orang di mana pun berada.
Betapa mengagumkan dan bahagia jika kita diingatkan bahwa anak-aanak Tuhan yang setia dan taat yang disebut sebagai “sukacitaku dan mahkotaku “ (ayat 4:1) dalam hkehidupan kita berlomba untuk melakukan kehendak Tuhan yaitu hidup benar dan saling mengasihi. Kiranya di dalam persekutuan kita sebagai umat Tuhan akan menghasilkan kesetiaan dan ketaatan sejati kepada kehendak Tuhan. Renungkanlah: Apakah kita telah mengarahkan hidup sepenuhnya hanya kepada- Nya ataukah mengejar hal-hal dunia demi pencapaian kepuasan diri sendiri? Hidup yang berfokus pada Kristus akan menolong kita untuk menjadi pribadi yang tahan terhadap segala godaan yang ada. IKUTLAH TELADAN-NYA. Amin.