Sabtu, 31 Desember 2022 (Kunci Tahun) Stola Putih
Bacaan Alkitab : Matius 22:34-40
Tujuan : Setiap umat Allah memahami bahwa kasih Allah membuat kita mengasihi sesama
Kasih dan hidup mengasihi adalah identitas diri orang percaya sebagai tugas dan panggilan inti perintah Tuhan Yesus: “supaya kamu saling mengasihi”. Kata “kasih” atau “mengasihi” adalah kata-kata yang tidak asing bagi kita, terutama orang Kristen. Berbicara tentang “kasih” atau “mengasihi” memang tidak sulit. Begitu juga “mengajar orang untuk mengasihi” tidak sulit. Tetapi mewujudkan kasih bagi semua orang, terutama dengan orang kita tidak senangi atau yang kita anggap tidak senang dengan kita, bukanlah hal yang gampang.
Melalui pembacaan kasih itu baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia merupakan suatu pengalaman yang penuh kegembiraan dalam persekutuan dengan Allah dan sesama. Dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi mengungkapkan kasih itu menyangkut totalitas manusia, meliputi akal budi, pengetahuan, harta benda/kekayaan, pekerjaan, kekuatan, kedudukan dan pengalaman sehari-hari. Barang siapa hidup dalam kasih dan mengasihi ia telah memenuhi tuntutan hukum taurat, yakni mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap akal budi, segenap jiwa dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Kasih bukan sesuatu yang hanya bisa dinikmati sendiri. Kasih itu dinamis, aktif, kreatif dan kritis. Jadi bukan hanya dengan kata-kata saja. Mengasihi Allah nampak dalam kasih kepada sesama. Karena bila seseorang tidak mengasihi sesamanya yang dilihatnya, ia tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya (I Yohanes 4:7-21).
Kasih yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus adalah kasih yang mengandung sifat ilahi, yakni kasih yang melayani, menyelamatkan, memberi hidup, mengampuni, menerima sesama apa adanya, mendamaikan, tidak mencari keuntungan diri sendiri dan sebagainya. Kasih seperti itu tidak berasal dari manusia melainkan dari Allah. Allah adalah kasih dan sumber kasih.
Kasih Allah yang mendasari seluruh pelayanan dan hidup Yesus dan yang diajarkan menjadi perintah adalah sesuatu yang istimewa, unik dan lain dari yang lain. Mengapa dan dimana keistimewaannya? Mengasihi saudara, keluarga, orang tua, anak, teman atau orang- orang yang dapat atau telah berbuat baik bagi kita dan membalas kebaikan dengan kebaikan, itu biasa. Semua orang dapat melakukannya, bahkan orang jahatpun dapat melakukannya. Tetapi mengasihi musuh, orang yang membenci kita, orang yang tidak dapat berbuat sesuatu bagi kita, atau membalas kejahatan, kebencian dengan kebaikan, keadilan, kebenaran dan damai itu tidak semua orang dapat melakukannya. Itulah yang istimewa sebagai ciptaan baru (Yoh. 13 : 35; 15: 14; 2 Kor. 5 : 17).
Kasih itu akan selalu menjadi tugas yang baru, tidak berkesudahan. Kasih meliputi seluruh aspek kehidupan, meliputi relasi dengan sesama dan terlebih dengan Tuhan;. menyangkut seluruh kegiatan, aktivitas pelayan- an, perencanaan dan pekerjaan. Makna sejati dari kasih adalah pelayanan dan pelayanan itu adalah penyerahan diri dan pengorbanan untuk orang lain. Makna tersebut tersimpul dalam wujud: salib Yesus. Dan Tuhan Yesus katakan tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat- sahabatnya (Yoh. 15 : 13). Kita mengasihi sebab Allah telah lebih dahulu mengasihi kita (I Yohanes 4:10). Jadi kasih itu bukan milik kita melainkan milik Allah. Kasih itu telah diwujudkan oleh Allah dengan mengutus anak- Nya, Yesus Kristus untuk menebus kita dari kutuk atas dosa kita. Kasih itu adalah pengorbanan untuk keselamatan orang lain. Tuhan Yesus telah melakukan- nya, mengajarkan dan mengutus untuk melakukannya karena barang siapa mengasihi Allah, ia juga harus mengasihi sesamanya.
Kita menghadapi kondisi kehidupan yang didorong oleh perkembangan zaman, perkembangan kebutuhan dan lingkungan, yang sering mempengaruhi pola hidup kita, seperti sikap: ketamakan, keserakahan, tidak menghargai diri sendiri dan orang lain bahkan termasuk dengan mengorbankan sesama. Selain itu, kehidupan masih sering diwarnai ketakutan, kecemasan dan kekuatiran. Persaingan politik, ekonomi, kekuasaan yang sering berwujud dalam berbagai bentuk dengan tujuan bercabang, membuat banyak orang jadi takut, cemas, gelisah dan sebagainya. Dalam situasi demikian sulit kita memelihara sikap saling mengasihi. Kondisi seperti itu mendorong kita mencari pertolongan dan perlindungan. Tetapi pertolongan dan perlindungan yang dapat memberi jaminan keamanan sejati adalah hidup dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus sebagai dasar kasih yang menjadikan kita hidup dalam kasih dan menjadikan kasih Kristus diatas segala-galanya. Rasul Paulus katakan bila Tuhan ada dipihak kita, terhadap siapakah kita harus takut dan gentar? Bila kita berada dalam kasih Tuhan maka tidak
ada yang dapat menggugat, menghukum,
menganiaya dan memisahkan kita
dari Allah. Orang
yang hidup dalam kasih adalah orang-orang yang kekuatannya ada
di dalam Tuhan. Orang yang dapat melihat
dan mengakui serta mengaplikasikan kasih Kristus dalam seluruh hidup, termasuk melalui kesulitan adalah
orang yang beriman. Amin.