Minggu, 20 Agustus 2023 (Stola Hijau)
Tujuan : Agar jemaat memahami manfaat dari ketaatan kepada Tuhan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Biasanya, ketika sebuah rumah tangga menantikan dan menyambut anggota keluarga yang baru seperti kelahiran anak, biasanya segala sesuatu dipersiapkan dengan baik sehingga yang baru akan menikmati dengan lebih baik dan ada kegembiraan bagi yang menyambut- nya. Ataukah misalnya di sekolah/perguruan tinggi, ada penerimaan siswa /mahasiswa baru, tentu ada persiapan yang baik/pembinaan mental dalam rangka mempersiap- kan siswa/mahasiswa. atau misalnya ada pernikahan untuk rumah tangga yang baru semuanya dipersiapkan dengan baik. Demikian dengan Allah melalui Nabi Yesaya, berhubung karya penyelamatan Allah akan segera tiba untuk itu umat Israel diajar pentingnya hidup saleh, taat pada hukum-hukum Allah.
Bacaan kita merupakan bagian akhir kitab Yesaya (Pasal 55-66), berfokus pada umat Allah yang tinggal di kota Yerusalem. Umat ditantang untuk menolak berhala dan mematuhi perintah-perintah Allah, terutama perintah untuk membawa keadilan kepada semua orang. Bangsa- bangsa lain akan menjadi bagian dari umat Allah, Israel dan pemimpin-pemimpinnya diperintahkan untuk menjadi teladan bagi bangsa-bangsa. Mereka harus hidup sesuai dengan perintah Tuhan dan memperlakukan semua orang dengan adil. Hal yang unik juga yang tidak kala pentingnya ialah janji pembaruan diberikan juga kepada orang Non-Israel yaitu orang asing/kebiri (ay. 3-4). Mereka akan menjadi bagian dari umat Allah, tanpa melihat kebangsaan atau keberadaan fisik mereka. Yang penting, mereka percaya kepada Allah dan hidup melakukan kehendakNya. Intinya, betapa pentingnya setiap umat hidup dalam ketaatan.
Melalui bacaan ini, kita dapat memahami bahwa kebahagiaan menyambut keselamatan dari Tuhan dalam ketaatan, ditawarkan dan berlaku bagi setiap manusia. Orang cacat dan orang asing sekalipun, Tuhan akan mengubah kekurangan menjadi sebuah berkat. Ketika orang tulus mencari Allah, memelihara hukum Allah dan melakukan kehendakNya maka ia pun beroleh kerajaan Allah.
Untuk itu, yang mesti kita renungkan ialah bagaiamana supaya kita hidup dalam ketaatan?
1. Kerelaan hati sebagai pengakuan akan hukum/ perintah Allah atau kehendak Allah. Ketika kita memiliki kerelaan hati untuk mengikuti setiap kehendak Allah atas hidup kita maka apa yang menjadi perintahnya tidak akan menjadi beban dalam hidup setiap orang. Melainkan membentuk dirinya untuk sepenuhnya hidup dalam kehendak Allah itu sendiri.
2. Memelihara hari Sabat. (ay. 2, 4, 6) tiga kali memelihara sabat diungkapkan. Itu berarti ada sebuah penekanan bahwa setiap orang harus memiliki waktu untuk Tuhan dalam mengungkapkan dan memuji karya Tuhan yang besar baik melalui kehidupan kita maupun alam semesta. Jadi bukan hanya pada soal tidak bekerja pada hari minggu melainkan menyedia- kan hati untuk berserah pada karya Tuhan yang agung, yang juga akan mengubahkan diri setiap orang yang dikehendakiNya untuk menjadi alat dalam memberitakan keadilan, berkat kepada sesamanya.
3. Tidak mudah menghakimi/mengklaim diri yang paling benar/paling suci dan menganggap rendah orang lain. Perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai (Lukas 18:9-14), dua orang yang pergi berdoa ke Bait Allah, orang Farisi itu berdoa dan menceritakan kehebatannya dan kebenarannya dihadapan Tuhan. Sementara pemungut cukai itu, berdiri jauh-jauh bahkan tidak berani menengadah ke langit melainkan memukul-mukul diri dan berkata “ Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Tuhan Yesus menyatakan bahwa pemungut cukai itu pulang kerumahnya sebagai orang yang dibenarkan sementara orang farisi itu tidak.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Sebagai pengikut Kristus, kita harus selalu memiliki kerendahan hati. Sebab status sebagai orang benar dan orang-orang diselamatkan, diperoleh hanya berdasarkan kasih karunia Tuhan sebagai anugerah dalam hidup kita, (Efesus 2:8-10). Dengan demikian ketaatan pada kehendak Allah akan bermuara pada keselamatan. Dan keselamatan bukan berdasarkan garis keturunan melain- kan anugerah atau pemberian Allah bagi mereka yang dipilih dan dikehendakiNya. Amin.