Minggu, 22 Januari 2023 (Stola Hijau)
Tujuan : Mendorong warga gereja menjadi pengikut Kristus yang sejati
Korintus adalah kota yang terkenal dengan perdagangannya, sehingga Kota Korintus menjadi pusat pertemuan orang-orang dari berbagai tempat dengan latar belakang yang berbeda. Sebagai kota yang berkembang dari segi ekonomi dan budaya, masyarakatnya sangat rasional dan mengandalkan hikmat dunia. Tentu hal ini sangat mempengaruhi kehidupan berjemaat. Hikmat dunia yang menjadi „andalan‟ masyarakat Korintus telah merasuki kehidupan berjemaat. Mereka lupa tentang tugas utama mereka, yaitu mengikut Yesus. Berbicara mengenai mengikut Yesus ini adalah hal yang berhubungan dengan kesediaan hati dari setiap pribadi. “Mari ikutlah Aku”, merupakan panggilan kepada mereka yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai gereja. Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya, yang dipanggil untuk mewartakan Injil. Tugas panggilan yang mulia ini hanya dapat dilakukan jika jemaat hidup dalam persekutuan yang indah. Hidup dalam persekutuan yang selalu dibangun atas dasar iman dan kasih dari Kristus. Kasih yang demikianlah yang mendorong seluruh jemaat untuk melakukan tugas panggilannya untuk memberitakan Injil.
Melalui perikop bacaan kita 1 Korintus 1 : 10 – 18, disini menceritakan tentang perbedaan pendapat yang terjadi di tengah-tengah jemaat yang ada di Korintus yang didasari oleh hikmat dunia. Jemaat yang seharusnya meningkatkan kualitas iman dan pelayanan justru sibuk mempersoalkan masalah ajaran atau dogma dan siapa yang hendak mereka ikuti (Paulus, Apolos, Kefas atau Kristus). Jemaat membentuk kelompok-kelompok karena kekaguman mereka kepada tokoh Paulus, Apolos, Kefas dan Kristus (ay.12). Mereka berbantah-bantahan tentang pelayan mereka. Mereka saling menyombongkan diri satu sama lain. Ada beberapa orang mengunggulkan Paulus, mungkin sebagai orang yang luhur dan rohaniah. Yang lain mengagungkan Apolos, mungkin sebagai pembicara yang fasih. Beberapa lagi mengagungkan Kefas, mungkin karena wibawa usianya yang lebih tua dan rasul bagi orang yang bersunat (mengutamakan Hukum Taurat). Sebagian lagi tak memihak kelompok mana pun, tetapi menyebut diri sebagai golongan Kristus (mereka ini adalah yang sombong rohani). Untuk itu, Paulus sangat menentang semua golongan ini dan Paulus melihat bahwa penggolongan-penggolongan seperti inilah yang bisa menjadi awal mula perpecahan dalam jemaat. Rasul Paulus tidak mau tergoda untuk memperkuat golongan atau orang-orang yang mendukung atau memujanya. Justru Sebaliknya rasul Paulus kemudian menegur setiap golongan agar mereka semua hanya tertuju kepada Kristus sebagai kepala jemaat. Persatuan, kesepakatan, kebersamaan, keseia-sekataan atau kesehatian harus menjadi modal utama dan terpenting yang harus dimiliki jemaat Korintus sebagai pengikut Kristus dalam memberitakan Injil Kristus dan salib. Paulus ingin agar jemaat Korintus menyadari bahwa tugas dan pergumulan utama dan yang paling berat adalah bukan mempersoalkan golongan siapa yang paling benar, melainkan memberitakan kebenaran Injil dan memberitakan salib yang harus dipikul oleh setiap orang percaya. Orang-orang yang memiliki hikmat dan kebenaran dunia akan menganggap salib sebagai kebodohan dan kesia-
siaan, karena mereka lebih mengutamakan kemampuan/ intelek mereka sendiri. Namun bagi yang percaya kepada Yesus Kristus, pemberitaan salib itu adalah kekuatan Allah dan yang memberi keselamatan yang sempurna dalam kehidupan manusia.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Kristus…..
Kita harus memahami, bahwa untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati, kita harus menyadari beberapa hal:
- Sebagai pengikut Kristus kita harus mengutamakan isi dari panggilan mengikut Yesus, yaitu memberitakan Injil (kabar baik);
- Menjadi pengikut Kristus, fokus kita bukan mem- persoalkan siapa kita atau kita berada digolongan yang mana, tetapi bagaimana iman percaya kita tetap tertuju hanya kepada Kristus yang adalah Kepala Gereja;
- Pelayanan adalah tugas bersama yang harus dikerjakan secara bersama-sama dibawah pimpinan Allah dalam menyebarluaskan berita kebenaran tentang anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus.
- Kita harus menanggalkan seluruh egoisme kita, karena egoisme seringkali menghalangi kehidupan persekutuan kita dalam satu tubuh Kristus, yang membentuk diri kita menjadi terkotak-kotak dan tak bisa menghargai orang lain.
Jadi jemaat yang kekasih didalam Kristus !
Jangan pernah kita lupa, bahwa tugas utama kita sebagai orang-orang percaya adalah memberitakan Injil. Keselamatan yang kita peroleh harus kita bagikan ke orang lain, kita mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang sama untuk memperkenalkan keselamatan itu kepada orang lain, dan Pemberitaannya tidak hanya melalui kata-kata, namun beritakanlah melalui pola hidup yang benar di hadapan Tuhan dan diantara sesama kita. Jangan pernah menyombongkan diri atas pelayanan maupun perbuatan baik yang kita lakukan. Lakukanlah kebaikan demi kemuliaan Tuhan seperti yang Paulus lakukan. Dia tidak ingin namanya lebih dikenal dari pada nama Tuhan yang diberitakannya. Mari ikutlah Aku harus dimaknai dengan kesiapan mengikut Yesus dan kesiapan untuk mendengar dan melakukan segala kehendak Allah yang diwujudnyatakan melalui tutur kata, tindakan dan perbuatan setiap saat. Tampilkan wajah, pribadi dan kehidupan Kristus di dunia ini dalam diri kita sebagai pengikut Kristus yang sejati. Kiranya hikmat Tuhanlah yang akan memampukan kita menjadi pengikut Kristus yang setia dan taat memberitakan firman Tuhan serta menghidupinya dalam kehidupan keseharian, melalui tutur kata dan tindakan kita. Amin.