MASA DEPAN ADA BERSAMA-NYA (Yeremia 31:7-14)

Khotbah, Minggu 5 Januari 2025 (Stola Putih)

Tujuan : Melalui Firman ini kita di yakinkan bahwammasa depan ada Ketika kita bersamaNya.

            Beberapa hari lalu kita sudah merenungkan bersama hal tentang Berkat Tuhan dalam kehidupan kita. Pada hari ini, di Minggu Pertama di Tahun 2025 dimana kita masih dalam suasana Tahun baru, semangat baru, saya hendak mengajak kita semua untuk merenungkan hal tentang Masa Depan. Berbicara tentang masa depan, saya yakin dan percaya bahwa setiap orang pasti memiliki cita-cita dan harapan menjadi sukses. Namun terkadang keinginan dan kenyataan berbeda dari realita. Bayang-bayang ketakutan pun muncul dengan sendirinya. Ketakutan perlu dikelola dengan baik. Kita harus sesegera mungkin untuk mengatasinya. Kalau tidak segera diatasi, ketakutan itu bakal mengalahkan mimpi. Dan kita pun bakal hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Ada banyak cara agar kita terbebas bayang-bayang ketakutan masa depan suram. Salah satunya ialah apa yang dikatakan oleh nabi Yeremia dalam bacaan kita.

            Kitab Yeremia berisikan nubuatan-nubuatan yang disampaikan oleh nabi Yeremia kepada bangsa Yehuda akan kehancuran yang akan terjadi jika bangsa itu tidak bertobat. Kitab ini ditulis  antara tahun  630 – 580 Sebelum Masehi (SM). Nabi Yeremia berkarya pada masa pemerintahan raja Yosia. Ia ikut mendukung gerakan pembaharuan yang dicanangkan oleh raja Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba. Namun sayangnya seruan nabi Yeremia ini tidak didengarkan oleh bangsa Yehuda. Akibatnya pada tahun 586 SM, kota Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh Kerajaan Yehuda hancur akibat serangan bangsa Babel dan mereka yang masih hidup ditawan ke Babel sebagai orang buangan. Pembuangan merupakan pendidikan bagi umat Tuhan yang memberontak kepada Allah. Sebagai akibat dari kesombongan mereka meninggalkan Allah dan menyembah berhala. Kurang lebih 70 tahun lamanya bangsa Israel hidup sebagai  orang buangan di Babel. Hidup sebagai  orang buangan, tentunya hidup mereka tidak menyenangkan penuh dengan penderitaan, keputus-asaan, dan kehilangan masa depan. Namun Syukur di tengah-tengah penderitaan dan keputus-asaan umat-Nya, ternyata Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Allah tetap memperhatikan dan mengasihi mereka di tempat pembuangan. Allah setia kepada janji-Nya, bahwa Ia tidak akan pernah memusnahkan umat-Nya. Oleh sebab itu, ketika Allah melihat perubahan hati umat-Nya, Allah mengutus Yeremia untuk mengumandangkan suara-Nya, memberikan pengharapan baru, masa depan baru yang penuh dengan kebahagiaan. Nabi Yeremia kemudian berbicara kepada bangsa Israel dan menjanjikan kepada mereka bahwa Allah akan membawa mereka kembali ke tempat dimana mereka pernah merajut hidup sukacita. Tuhan akan mengubah penderitaan mereka menjadi sorak-sorai. Tuhan akan menyelamatkan umat-Nya yang tersisa, yaitu mereka yang masih hidup dan setia kepada-Nya. Tuhan akan menyelamatkan umat-Nya, bukan hanya dari satu tempat tetapi dari segala ujung bumi; bukan hanya mereka yang berfisik sehat tetapi juga yang buta dan lumpuh, dan perempuan-perempuan yang mengandung. Allah menunjukkan kasih-Nya bagi semua orang yang setia kepada-Nya. Allah tidak memisah-misahkan umatNya. Sekalipun umat melanggar perjanjian tetapi Allah tak pernah ingkar janji. Sekalipun umat mengingkari perjanjian yang ditetapkan, tetapi Allah senantiasa mengasihi umat-Nya, Dia tetap menjadi Bapa bagi bangsa Israel. Allah kita adalah Allah yang memiliki kasih dan pengampunan yang tak terbatas.

Allah akan menunjukkan kebaikan dan menyelamatkan umat-Nya.  ‘Badai pasti berlalu’, itulah pengharapan yang terngiang di hati umat Allah. Tangis yang penuh keharuan akan menyertai mereka kembali memasuki negeri nan indah. Tetesan air mata umat bukan lagi karena penderitaan melainkan tangisan rasa haru atas kebaikan Allah. Allah akan mengumpulkan umat-Nya yang telah memberontak. Allah akan mendekap umat-Nya dengan penuh cinta kasih. Allah sungguh-sungguh mengasihi umat-Nya. Dan ketika mereka sudah berkumpul dan bersatu sebagai umat Allah  di negerinya maka Allah akan menampakkan kasihNya sebagai seorang Bapa terhadap anak kandungnya. Allah akan memelihara dan memimpin, sehingga mereka terpelihara dan berjalan di jalan Tuhan. Umat akan menikmati kasih Allah yang selalu baru.

Dalam pimpinan Allah, maka setiap orang akan menikmati sukacita. Para imam akan dipuaskan dengan berkat kelimpahan, sehingga mereka makin merasakan pimpinan Tuhan. Sementara, para umat akan makin diberkati dengan hikmat/kebajikan (ayat 14), sehingga mereka tahu dan mengerti yang seharusnya dilakukan. Allah sungguh-sungguh memimpin umat-Nya.

Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan.

            Sebagaimana umat Israel yang merasakan kasih Allah. Allah juga senantiasa memimpin seluruh kehidupan kita. Allah tidak akan membiarkan kita meraba-raba jalan dalam kegelapan di dunia ini, sebab kita adalah pribadi yang penting di mata Allah. Kita adalah pribadi-pribadi yang sudah direncanakan Allah untuk menikmati kehidupan  dan masa depan yang bahagia. Jika Allah menaruh perhatian dan merencanakan untuk kebahagiaan bagi kita, maka tentu kita sendiripun harus mempunyai minat yang besar untuk kebahagiaan itu. Dengan cara hidup taat dan setia kepada Allah. Kasih karunia Allahlah telah memilih dan menyelamatkan kita. Ini yang dinamakan ‘Anugerah’. Kita menikmati kasih karunia itu, Anugerah itu di dalam Kristus. Allah di dalam kasih karuniaNya memperkenankan kita menjalani kehidupan yang pasti, kehidupan yang jauh dari ketakutan dan keputusasaan. Sekalipun kehidupan kita penuh tantangan, tetapi Tuhan juga memberikan kita melihat masa depan penuh harapan.  Tuhan telah dan akan terus bekerja dalam hidup kita untuk mengubah dan memulihkan kita.

Kita sebagai orang percaya,  tentu sangat patut untuk bernyanyi gembira, karena Allah yang kita sembah dan percayai ialah Allah yang penuh belas kasih, yang senantiasa  memimpin kita untuk memperoleh keselamatan. Sekalipun kita sempat menjadi anak yang hilang dari hadapan-Nya, tetapi oleh kematian dan kebangkitan Yesus, kita tetap dirangkul oleh Bapa yang penuh kasih sayang. Di dalam sukacita yang penuh sorak-sorai itu, kita diingatkan oleh Tuhan untuk mewartakan dan mengatakan bahwa Tuhan telah menyelamatkan kehidupan kita. Sekalipun dalam menjalani kehidupan ini, kita selalu menghadapi pergumulan, kekhawatiran dan keputusasaan, tetapi pada kenyataannya kita dimampukan melewati badai tersebut. Sebagaimana ajakan Sang Jurus’lamat dalam Matius 11 : 28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeben berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”.  Melihat kenyataan ini, mestinya kita bersyukur bahwa segala hidup yang kita miliki semata-mata hanya karena anugerah Tuhan. Sebagai orang percaya, kita menyadari bahwa hidup kita ditopang oleh kasih karunia Tuhan. Kita diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan dan hidup kita setiap saat dipenuhi oleh kasih karunia Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. AMIN