Minggu, 1 Agustus 2021 (Stola Hijau)
Bacaan Alkitab: 2 Raja-Raja 4:42-44
Tujuan: – Jemaat memahami bahwa kesulitan hidup bukan alasan untuk tidak bersyukur dan tidak mendukung pelayanan. – Jemaat memahami bahwa Tuhan selalu punya cara untuk memelihara umat-Nya.
Saudara-saudara kekasih Tuhan.
Jika kita berada dalam situasi sulit, pasti kita akan gelisah atau kawatir dengan keadaan kita.
Apalagi jika kesulitan itu berhubungan dengan kesulitan karena tidak ada makanan. Dapat dipastikan akan timbul keputusasaan. Latar belakang kitab 2 Raja-Raja 4:42-44 adanya bencana kelaparan (ayat 38). Dalam situasi sulit yang dialami oleh orang-orang di Gilgal nabi Elisa bersama dengan rombongannya tiba.
Dalam kitab 2 Raja-Raja 4:42-44 hal yang menarik dan patut untuk kita pelajari adalah seorang laki-laki dari Baal-Shalisha. Namanya tidak diketahui yang jelas dia adalah seorang yang beriman dan mampu menunjukkan imannya itu dalam suatu perbuatan yang nyata. Ia adalah seorang yang taat kepada Tuhan. mengapa dikatakan demikian? Karena ia datang dan memberikan roti hulu hasil (artinya: roti itu dibuat dari buah sulung hasil panen ladangnya). Berdasarkan Ulangan 18:3-4 hasil panen pertama wajib diberikan kepada imam atau pelayan rumah Tuhan.
Jelas, orang dari Baal-Shalisha itu mewakili orang percaya yang setia kepada Allah meskipun hasil panennya tidak banyak tetapi ia tetap mengucap syukur dengan membawa hasil panennya untuk mendukung pelayan atau abdi Allah. Namanya tidak disebut didalam bacaan kita pada saat ini, karena yang ditonjolkan oleh Alkitab bukan nama orang itu agar dia menjadi orang populer atau terkenal, tetapi yang terpenting adalah sikap dan perbuatannya yang sungguh-sungguh menjadi teladan. Di tengah-tengah kesulitan ia tetap sanggup mengucap syukur dan menjadi berkat bagi sesamanya. Dapat kita katakan bahwa orang dari Baal-Shalisha itu tetap memberikan yang terbaik disaat-saat ia juga mengalami kesulitan.
Apa yang dilakukan oleh orang dari Baal-Shalisha itu kepada nabi Elisa dan rombongannya serta bagi orang-orang yang lapar pada saat itu menunjukkan bahwa ia siap mengabdikan diri bagi Allah dan mengakui bahwa tanpa Tuhan ia tidak dapat berbuiat apa-apa. Mengapa orang dari Baal Shalishah tidak disebut namanya? Ini menjadi pertanyaan bagi kita, karena justru yang disebutkan adalah nama tempat (kampung) darimana dia berasal. Dari bacaan kita sepertinya nama tempat orang itu berasal lebih penting daripada nama orang itu. Mengapa? Karena tujuan utama manusia adalah memuliakan Tuhan, meninggikan Tuhan dan menarik perhatian orang lain kepada Tuhan. Bukan menarik perhatian untuk mendapatkan cinta, pujian dari orang lain sehingga menjadi orang populer.
Saudara-saudara kekasih Tuhan.
Apa yang dapat kita pelajari dari orang yang berasal dari Baal Shalishah:
1. Menjadi alat Tuhan untuk menyampaikan berkat kepada orang lain bukanlah hal yang sulit. Yang dibutuhkan adalah iman kepada Allah yang mampu diterapkan sebagai wujud mengasihi Tuhan yang sudah menganugerahkan berkat.
2. Tetap mengucap syukur di dalam segalka hal karena kita percaya bahwa Tuhan memiliki banyak cara dan Tuhan selalu punya cara untuk memelihara umat-Nya.
3. Menjadi berkat bagi orang lain bukan berarti mengharapkan kehormatan dan menjadi populer. Menjadi berkat berarti membuat orang lain melihat dan menyadari bahwa apa yang kita lakukan adalah wujud kasih Allah dan cara Tuhan berkarya untuk mendatangkan kebaikan kepada setiap orang.
4. Menjadi berkat dan mendukung pelayanan bukanlah beban bagi kita, tetapi itulah hak dan sekaligus tanggungjawab kita sebagai umat Tuhan.
5. Tantangan atau pergumulan yang kita hadapi bukanlah batu sandungan tetapi perlu kita pandang sebagai cara Allah untuk membawa kita pada kedewasaan iman dan mampu bertindak sebagai umat Tuhan yang berhikmat.
6. Apa yang kita lakukan mari kita lakukan karena kehendak Allah, bukan karena keinginan pribadi kita.
Jemaat Tuhan yang kekasih dan berbahagia.
Sebagai umat milik Tuhan, marilah kita sentiasa mengucap syukur dan menjadi alat Tuhan untuk senantiasa mendukung pelayanan, dan yakinlah bahwa kita tidak akan kekurangan karena Allah punya banyak cara untuk memelihara kita dan berkat-Nya datang dengan berbagai cara juga. Mari menjadi orang yang mempopulerkan kasih dan karya Tuhan dalam kehidupan ini. Amin. (frd).