Minggu, 10 November 2024 : Menjadi Milik Allah (Yeremia 31 : 1-14)

Minggu, 10 November 2024 (Stola Hijau)

Tujuan : Agar warga jemaat sebagai umat milik kepunyaan Allah hidup menaati perintah-perintah Allah, serta senantiasa bersyukur dalam menikmati semua berkat dan kasih karunia-Nya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Apakah bapak/ibu saudara-saudari, memiliki sesuatu? Jawabannya “memiliki”. Misalnya: Hp, Tas. Perhiasan, Motor, Mobil dan lain-lain. Kira-kira bagaimana kita memperlakukan barang milik kepunyaan kita? Apalagi jika barang tersebut dibeli dengan harga yang mahal, pasti akan dijaga, dirawat, dilindungi dan memastikan selalu dalam kondisi baik. Kadang-kadang sangking di istimewakannya barang tersebut, dipinjam oleh orang lain pun kadang tidak diperbolehkan.
Tema khotbah hari ini “Menjadi milik Allah” berarti milik khusus Tuhan Allah. (Kalau dalam kamus besar bahasa Indonesia kata milik diartikan sebagai kepunyaan, hak, peruntungan, nasib baik) sehingga menjadi suatu kebanggaan dan keistimewaan jika menjadi milik dan kepunyaan Allah.
Itulah juga sebutan terhadap bangsa Israel, sebagai bangsa milik kepunyaan Allah, sehingga Allah sendiri menyatakan “Aku akan menjadi Allah segalah kaum Israel (ay 1) sekalipun setiusi Israel pada pasal-pasal sebelumnya diceritakan berada dipembuangan. Meng- alami keadaan yang tidak nyaman yaitu situasi yang sukar, mencekam dan penderitaan yang luar biasa.
Keadaan yang tidak mengenakkan ini dialami bangsa Israel akibat pemberontakan mereka terhadap Titah (perintah) Allah, sehingga penderitaan yang dialami bangsa Israel adalah akibat dosa mereka sendiri, sehingga Allah adil dalam putusanNya dan bangsa pilihanNya (Israel) harus menanggung akibatnya yaitu berada dipembuangan.


Namun melaliu bacaan kita Yeremia, 31 : 1-14. Yeremia sebagai nabi yang masih muda, mungkin umurnya kurang dari 20 tahun, sebagai seorang nabi, Yeremia menyampaikan berita penghiburan dan harapan kepada mereka yang ada di pembuangan: Allah berjanji akan mengikat perjanjian baru dengan umat Allah dimasa yang akan datang. Malapetaka pasti akan terjadi, tetapi masa depan akan penuh dengan pengharapan. Itulah Allah Bapa disorga tidak serta merta membiarkan dan meninggalkan bangsa Israel, namun dalam anugerah Allah yang besar kasih-Nya tetap: “Aku mengasihi engkau bukan hanya dengan kasih yang dulu, melainkan dengan kasih yang kekal, yang tidak akan pernah gagal (Sejak dari rancangan-Nya dan akan berdampak sampai pada kekekalan) dan tidak satupun yang dapat memisahkan umat Israel dari kasih itu, orang-orang yang dikasihi Allah dengan kasih ini akan ditarik-Nya pada perjanjian dalam persekutuan denagan diriNya melalui pekerjaan-pekerjaan Roh-Nya di dalam jiwa umat pilihan-Nya, Ia akan menarik umatNya dengan kasih setia dengan tali kesetiaan dan ikatan kasih dan tidak ada tarikan lain lagi yang lebih kuat dari itu‟.


Itulah kesetiaan Allah yang memulihkan kembali hubungan perjanjian Allah terhadap umat kepunyaan- Nya. Ayat 10 bacaan kita “ia yang telah menyerahkan Israel akan mengumpulkannya kembali”. Dan setalah Allah mengumpulkan Israel kedalam satu tubuh, satu
kawanan, Ia akan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya, supaya tidak tercerai berai lagi dan bahwa orang-orang yang suda dijual dan diasingkan akan ditebus dan dibawa kembali (ay 11), hingga Israel mendapat kelimpahan dan suka cita dan Allah akan dihormati dan dilayani (ay 12, 13). Maka umat pilihan akan berseri-seri karna kebijakan Tuhan yaitu umat akan datang berbondong-bondong dengan jumlah yang besar, dengan penuh semangat dan kegirangan seperti aliran- aliran air yang mengalir karna kebajikan Tuhan.


Ketika bangsa Israel sebagai milik kepunyaan Allah mengalami pembebasan maka mereka boleh menikmati kehidupan denagn tenang dan damai, oleh karna itu mereka menghormati Allah dengan mempersembahkan buah-buah bungaran dan membawah persembahan keatas mesbah Tuhan.
Jika kita mengamati kebaikan-kebaikan Tuhan dalam rupa karunia-karunia pemeliharaan Ilahi yang diberikan nya sehari-hari dan didalam semua itu kita dapat mengecap kasihnya oleh karna perjanjiannya dengan umatnya. Karna kita memiliki kelimpahan maka kita akan luar biasa bersukacita “Hidup mereka akan seperti tanaman yang diairi baik-baik berkembang dan subur” (Yesaya 58 : 11). Menyenangkan dan harum dan melimpah dengan segala hal yang baik.


Jemaat yang dikasihi Tuhan, Perhatikanlah jiwa kita tidak akan berharga, jika tidak disirami dengan embun-embun Roh dan anugerah Allah yang akan membeuat umat Tuhan bersukacita dalam segala perkara hidup. ayat 13 “orang-orang muda dan orang-orang tuan akan bergembira…”Allah akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, sehingga baik hamba-hamba Tuhan maupun yang dilayani mendapat kepuasan berlimpah dalam apa yang diberikan Allah kepada mereka”. Dilanjutkan ayat 14 “Aku akan memuaskan jiwa para imam dengan kelimpahan…” umat kepunyaan Tuhan semakin pandai bersyukur dan mendukung penata layanan bersama dan umat Tuhan akan menjadi kenyang denagn kebajikan Tuhan dan mereka merasa cukup sampai membuat mereka bahagia. Itulah kasih setia Allah yang tidak akan berkesudahan bagi umat milik kepunyaan Allah termasuk bapak, ibu, saudara dan saya.


Umat kepunyaan Allah berarti bahwa orang percaya adalah milik Allah. Hal ini tidak mengartikan bahwa kita menjadi milik Allah karna kita layak atau pantas, tetapi menunjukan bahwa kita diberi kasih karunia Allah menjadi milik-Nya yang dikasihi dan dilindunginya. sehingga seantero kehidupan kita ada dalam kendali Tuhan Sang pemilik kehidupan ini, kita tidak berhak untuk keberatan-keberatan ataupun protes dengan segala keputusan Tuhan atas hidup kita. Namun mengimani bahwa segalah rancangan tuhan mendatangkan damai sejahtera. Ingatlah kita juga adalah milik kesayangan Tuhan yang akan terus dijaga dipelihara dan dilindunginya, sebab kita berharga dimata-Nya.


Saudara-saudara, sebagai orang percaya kita adalah Israel-israel rohani yang dikasihi dan dipelihara Tuhan sedemikian rupa, belajar dari perikop bacaan hari ini kita diajak untuk lebih bersungguh-sungguh mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati dan sebagai umat milik kepunyaan Allah hidup menaati perintah-perintah Allah, serta senantiasa bersyukur dalam menikmati semua berkat dan kasih karunia-Nya.


Saudara-saudara, kita adalah milik kepunyaan Allah yang telah dimateraikan sebagai tanda kepemilikan oleh karya kayu salib Tuhan. Amin.