Minggu, 15 Desember 2024 (Adven III) : Menanti      Dengan      Melakukan Kehendak-Nya (Lukas 3:7-18)

Minggu, 15 Desember (Minggu Adven III) (Stola Ungu)

Tujuan : Agar   jemaat   dalam   melakukan tugas pekerjaannya sesuai dengan kehendak Tuhan

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Memperhatikan tahun Gerejawi hari ini kita berada pada Minggu Adven (masa penantian) yang ke III. Seringkali   masa   ini   selalu   dikaitkan   dengan   masa kesiapan diri untuk menyambut dan merayakan Natal. Tapi   sebenarnya   yang   lebih   penting   adalah   masa kesiapan   diri,   menanti   dan   menyambut   kedatangan Kristus kembali. dalam hubungan itu maka baiklahkita merenungkan Tema kita hari ini, yaitu “Menanti dengan melakukan kehendak-Nya  yang bertitik tolak dari Injil Lukas 3:7-18.

Dalam perikop ini mengungkapkan tentang Yohanes pembaptis. Ternyata, ajaran pertama dalam Injil Lukas secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, meskipun pengajaran tersebut berasal dari Yohanes Pembaptis dan bukan dari Yesus. Yohanes pembaptis menasihati para pendengarnya   untuk   “menghasilkan   buah-buah   yang layak untuk pertobatan” (ay. 8) Ketika mereka bertanya secara  spontan, “Lalu  apa  yang harus kami lakukan?” (ay. 10, 12, 14), Yohanes pembaptis memberikan tanggapan ekonomi.

Pertama tama, Ia menyuruh mereka yang mempunyai harta  berlimpah  (dua  helai  baju  atau  makanan  yang cukup) untuk berbagi dengan mereka yang tidak punya apa-apa (ay. 10).   Dia kemudian memberikan instruksi kepada pemungut pajak dan tentara, berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka.Pemungut pajak harus memungut hanya sesuai dengan kewajibannya saja, dibandingkan menambah tagihan pajak dan mengantongi selisihnya. Tentara tidak boleh menggunakan kekuasaannya untuk memeras uang dan menuduh orang secara tidak adil dan tidak benar. Ketika Yohanes pembaptis mengatakan kepada para pemungut pajak, “Jangan memungut pajak lebih dari jumlah yang ditentukan  bagimu”  (ay.  13),  dia  sedang  melontarkan kata-kata   radikal   terhadap   sebuah   pengakuan   yang ditandai dengan ketidak adilan yang sudah mengakar dalam   diri   mereka.   Untuk   memenangkan   kontrak, seorang   calon   pemungut   pajak   harus   setuju   untuk memberi pejabat tersebut jumlah tertentu di atas pajak Romawi  yang sebenarnya.  Demikian  pula,  keuntungan yang diperoleh para pemungut pajak adalah jumlah yang mereka bebankan melebihi jumlah yang mereka berikan kepada pejabat pemerintah, Karena masyarakat tidak tahu berapa sebenarnya pajak Romawi, mereka harus membayar berapa pun yang dinilai oleh pemungut pajak.

Sulit untuk menahan godaan untuk memperkaya diri sendiri, dan hampir mustahil memenangkan tender tanpa menawarkan keuntungan besar kepada pejabat yang berkompoten.   Perhatikan   bahwa   Yohanes   pembaptis tidak menawarkan kepada mereka pilihan untuk berhenti menjadi pemungut pajak. Situasi serupa terjadi pada orang-orang yang disebut Lukas sebagai “prajurit”. Mereka mungkin bukan tentara Romawi yang disiplin, melainkan pegawai Herodes, yang pada waktu itu memerintah Galilea sebagai raja klien Roma.

Para prajurit Herodes dapat dan memang mengguna- kan wewenang mereka untuk mengintimidasi, memeras, dan mendapatkan keuntungan pribadi. Instruksi Yohanes kepada   para   pekerja   ini   adalah   untuk   memberikan keadilan pada sistem yang sangat ditandai dengan ketidakadilan.  Perhatikan  bahwa  para  pemungut  pajak dan  tentara  menanggapi  pengumuman  Yohanes pembaptis tentang penghakiman Allah dengan bertanya, “Apa yang harus kami lakukan?” Mereka menanyakan pertanyaan ini ditujukan kepada pekerja pajak dan tentara pada waktu itu dan kepada kita pada masa kini  dlm tugas dan pekerjaan kita masing2. Dengan bertanya apa yang harus kita lakukan? Guru sekolah bertanya, “Apa yang harus  kami  lakukan?”  eksekutif  bisnis bertanya,  “Apa yang   harus   kita   lakukan?   pegawai   dan   karyawan bertanya, “Apa yang harus kami lakukan? pekerja kantoran bertanya, “Apa yang harus kami lakukan?” Petani bertanya apa yang harus kami lakukan? MPS, MPK, dan Majelis jemaat bertanya apa yang harus kami lakukan?

Ungkapan   ini   mengajak   kita   untuk   memahami maksud Tuhan bagi pekerjaan  yang kita tekuni Bagaimana dalam pekerjaan kita saat ini menanggapi panggilan Injil untuk bertobat apabila dalam pekerjaan kita selama ini tidak sesuai kehendak Tuhan?

Pertama, kita hidup pada masa penantian ini harus hidup dan bekerja sesuai dengan rencana dan kehendak Allah. Allah punya rencana bagi hidup kita. Kita harus berada dalam rencana-Nya. Jangan kita memaksakan kehendak dan rencana kita. Rencana dan kehendak kita harus sesuai kehendak Allah. Kedua, Tuhan bisa mendatangkan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Artinya, Dia tidak menjanjikan segala sesuatu baik-baik saja, mulus-mulus saja. Tapi justru datang kebaikan dan penderitaan, datang yang baik dan tidak baik. Itu semua datang, tapi kita harus mensyukuri karena ada maksud dan rencana Allah di dalam hidup dan pekerjaan atau profesi kita.  Ketiga, kehendak tertinggi dari  Tuhan  adalah  melakukan  hal-hal  yang  baik  bagi anak-anakNya yang telah dipilihNya. Tuhan melakukan segala sesuatu yang terbaik bagi kita, walaupun secara kedagingan, secara keduniawian kita kadang-kadang sulit mengerti. Tetapi rencana Allah itu adalah rencana yang indah bagi setiap orang yang mengasihi dia dan  yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Karena itu, Yohanes pembaptis juga mengajarkan kepada kita dalam penantian ini   menyambut dan merayakan Natal untuk senantiasa melakukan kehendak- Nya   dan   bertobat   dari   segala   dosa   kita.   Tuhan memberkati kita semua. Amin.