Minggu, 17 November Stola Hijau
Tujuan : Agar warga jemaat hidup mengasihi Allah dan sesama.
Menarik untuk disimak dengan baik bahwa biasanya, para ahli taurat datang kepada Yesus Tanya jawab dengan Yesus untuk mencari kesalahan-kesalahan dan memiliki alasan menangkap dan membunuhnya, kini, dalam bacaan saat ini seorang diantaranya sungguh- sungguh datang karna ketertarikannya pada persoalan teologis yang kemudian mengadakan dialog dengan Yesus tentang hukum yang paling utama. Tentu kita bertanya mengapa ahli taurat itu bertanya tentang hukum yang utama sementara itu telah tertulis dalam hukum taurat dan berulang-ulang diajarkan. (bnd Ulangan 6:6- 7 “apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau perhatikan. Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakan nya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun).
Dapat dibuktikan dalam berbagai kesaksian bahwa ada banyak peristiwa dimana umat Tuhan melupakan hukum ini dan menyeleweng dari Allah. Mereka tidak konsisten untuk mengasihi Allah yang satu dan mengasihi sesamanya. Umat yang dikatakan sebagai pilihan seringkali tidak setia dan tidak tunduk pada kehendak Allah yang seharusnya menjadi pedoman dalam rangka mendatangkan kebaikan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Karna itu Dapat dikatakan bahwa pengajaran ini hanya sebatas pemuasan kebutuhan rohani yang emosional atau formalitas saja. Yesus tidak memberi hukum yang lain melainkan hukum yang sama dan menegaskan bahwa mengasihi Allah harus menjadi keutamaan, menjadi prioritas juga dalam hubungan dengan sesama. Ahli taurat itu tidak menampi melainkan memberi respon yang dimata Yesus sangat baik dan bijaksana.
Untuk itu, melihat kesadaran, kekonsistenan dan kebijaksanaan sang ahli taurat itu, Yesus berkata “engkau tidak jauh dari kerajaan Allah”. Implikasi dari perkataan Yesus itu ialah:
- Karna Yesus punya kuasa. Dia adalah Tuhan. Untuk itu dia memberikan dan mengaruniakan itu kepada siapa menurut kehendak-Nya
- Itu adalah tanggapan pada Iman yang positif, dan mau mengarahkan ahli taurat itu bahwa sekalipun ia mengerti tentang teologi perjanjian lama tapi kalau tidak menempatkannya dalam iman kepada Kristus itu tidak akan menjadi jaminan. Dengan kata lain bahwa jaminan kesalamatan ada pada Yesus Kristus.
olehnya itu, dari sini kita dapat merenungkan, bahwa:
- Seluruh hidup kita mestinya dilandasi oleh satu hal yang penting yakni mengasihi Allah dan dengan demikian mengasihi sesama. 1 Yohanes 2:9 “barangsiapa berkata, bahwa ia berada dalam terang tetapi membenci saudaranya, ia berada dalam kegelapan sampai sekarang”. Hal ini menginsafkan kita untuk menelisik dan mencermati segala motivasi dari ibadah perbuatan baik bahkan setiap doktrin yang kita percayai apakah semua itu didasari pada
kasih yang utuh pada Allah dan diwujudkan dalam keterhubungan dengan sesama. - Menghayati dan memelihara panggilan Tuhan dalam diri kita dengan benar menjadi respon yang baik akan iman kita kepada Tuhan bermuara pada anugerah dan karunia Tuhan yang kekal.
- Tentu kita juga akan merasa bersukacita, ketika Tuhan berkata kepada kita “engkau tidak jauh dari kerajaan Allah”. Dan itu secara tidak langsung di sampaikan kepada kita yakni bagi Setiap orang atau anak-anak Tuhan, yang memberikan tanggapan yang baik dan positif atau membangun iman dalam diri bukan sekedar konsep semata, melainkan sungguh- sungguh nyata dalam hidup sehari-hari. 1 petrus 2:9-
10 “tetapi kamulah bagnsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu memberitakan perbuatan- perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib”.
Kita adalah milik Tuhan yang dipanggil untuk memberitakan bahwa padanya ada kasih serta damai sejahtera yang membahagiakan. Amin.
Komentar Terbaru