Minggu, 28 Juli 2024 (Stola Hijau)
Tujuan : Agar warga jemaat mengenal mana Gembala yang bijaksana, adil dan benar.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Pembacaan kita saat ini dimulai dengan kata „Celakalah‟, yang kemudian dilanjutkan dengan para gembala. Para gembala disini sebenarnya metafora dimana gembala digambarkan atau menunjuk pada raja- raja yang memimpin Yehuda yang melakukan kejahatan (Yeremia 22:22). Untuk itu kata „celakalah‟ merupakan kecaman dan hukuman(sebab-akibat). Maksudnya ialah Allah mempercayakan domba-domba gembalaanNya yakni umat Allah kepada para gembala (raja) yang memiliki kuasa pada waktu itu. Akan tetapi mereka lalai pada tanggungjawab, tidak menjaga, sehingga umat Tuhan terserak dan tercerai-berai (ay. 2). Karena itu Allah menuntut pertanggungjawaban dan menubuatkan penghukuman bagi raja-raja yang mengingkari panggilan dan tugas mereka.
Tentu kita semua bisa merasakan dan memahami bahwa dalam keadaan itu, ketika pemimpin kita tidak lagi dapat diharapkan untuk menjaga, melindungi, bijaksana, adil dan menuntun dalam kebenaran maka betapa rindunya kita akan hadirnya gembala-gembala atau pemimpin-pemimpin yang baik, bijaksana, adil dan benar, yang dapat menjaga dan mengayomi. Menariknya dalam bacaan kita saat ini bahwa Allah sendiri berfirman dan bertindak untuk menghadirkan Raja yang bijaksana, adil dan benar (ay. 5),yakni dari keturunan Daud, yaitu seorang Mesias yang berasal dari Allah sendiri. Dia akan memerintah dengan bijaksana, penuh cinta dan keadilan dengan segala kebenaran yang ada pada-Nya. Dia akan membawa kembali umat gembalaanNya dan mereka tidak lagi hidup dalam ketakutan. Sesungguhnya waktu Tuhan akan tiba bahwa Dia akan memerintah atas seluruh umat-Nya dan menganugerahkan keselamatan yang tidak akan didapatkan dari siapapun selain dari sang Gembala Agung yaitu Allah dan itu nyata dalam Yesus Krsitus.
Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes 10:11-12 menyatakan diri dengan tegas bahwa “Akulah Gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya untuk domba-dombanya. Sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba itu sendiri ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu”. Dari sini kita dapat memahami bahwa gembala yang sesungguhnya akan berusaha untuk mengorbankan dirinya demi keselamatan umatnya, bukan menyelamat- kan dirinya atau selamatkan diri masing-masing demi kedudukan dan kepentingan diri sendiri.
Apa yang dijanjikan Allah tepat pada waktunya akan terjadi. Untuk itu, kita sebagai pemimpin atau para pelayan hendaklah kita menjadi seorang gembala yang bertanggungjawab dan tidak melalaikan tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan oleh Gembala Agung kita.
Hendaknya kita dapat menjadi gembala atau pemimpin yang berkeadilan, bijaksana dan hidup dalam kebenaran berdasarkan pada Firman Tuhan. Sehingga setiap pelayanan-pelayanan kita semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan. Ditengah manusia menjadi serigala bagi sesamanya, dapatkah kita sebagai gembala memberi rasa nyaman, damai dan membangkitkan harapan bahwa dalam Yesus Kristus yang telah berkorban itu ada kehidupan dan keselamatan?
Roh Kudus menolong kita. Amin.
Komentar Terbaru