Minggu, 29 Desember  2024 : Hidup Dalam Damai Sejahtera (Kolose 3 :12 – 17)

Minggu, 29 Desember  2024 (Stola Putih)

Tujuan : Agar  warga  jemaat  dapat  hidup dalam damai sejahtera dengan membiarkan Kristus memerintah dan terpanggil untuk menghadir- kan damai sejahtera.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Berbicara tentang damai sejahtera, semua orang tentu sangat mendambakannya. Sebab tidak seorang pun menginginkan hidupnya berada dalam suasana dimana tidak ada damai sejahtera. Namun masing-masing orang mengartikan damai sejahtera itu berbeda-beda. Ada yang mengartikan bahwa damai sejahtera itu sebagai suatu suasana sebuah keluarga yang tentram dan harmonis baik antara suami istri maupun antara orang tua dan anak, dan ada juga yang mengartikan damai sejahtera sebagai keadaan seseorang dimana segala kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Ada sebuah cerita tentang seorang yang kaya raya memesan pada dua orang pelukis untuk melukis keadaan damai sejahtera menurut versi mereka masing-masing. Pelukis pertama melukiskan keadaan damai itu dengan sebuah  danau  yang  tenang  airnya,  tidak  ada  topan maupun badai. Dibelakang danau itu ada gunung dan bukit-bukit yang hijau segar. Di danau itu ada sebuah perahu yang ditumpangi oleh seorang yang sedang bersantai diatasnya. Orang tersebut menikmati damai dengan keadaan di sekelilingnya. Pelukis kedua melukiskan damai sejahtera itu dengan sebuah air terjun yang deras dan disertai hujan badai yang besar. Namun di pinggir  air  terjun  tersebut  ada  seekor  burung  yang bersiul-siul kegirangan seolah-olah tidak terganggu oleh bisingnya suara air terjun tersebut. Hasil pelukis pertama menggambarkan  keadaan  damai tersebut sebagai  suatu keadaan yang tidak terdapat kekacauan atau keributan. Damai yang timbul oleh karena semua indah dan menyenangkan.  Damai sejahtera  yang dipengaruhi  dan ditentukan oleh keadaan yang nampak.Sebaliknya hasil pelukis  kedua  menggambarkan  keadaan  damai  yang sejati. Damai yang tidak ditentukan oleh keadaan. Meskipun keadaan kacau balau dan rebut, namun burung tersebut masih dapat merasakan damai .

Bacaan kita saat ini merupakan ajakan Rasul Paulus kepada umat Kristen yang ada di kota Kolose melalui surat yang ditulis dan dikirimkan kepada mereka. Alasan Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Kolose karena munculnya ajaran palsu yang sedang mengancam masa depan rohani mereka. Sepertinya kondisi iman yang terancam akibat tampilnya pengajaran sesat yang disampaikan oleh Epafras rekan sepelayanan Paulus, ketika ia mengunjungi Rasul Paulus di dalam penjara, telah mendorongnya untuk melakukan sesuatu agar iman umat percaya di Kolose dapat terjaga dan terpelihara. Mengapa demikian, karena Paulus tidak menginginkan umat terpengaruh dengan ajaran sesat, yang mengakibatkan perilaku hidup mereka berubah tidak lagi seperti yang Tuhan Yesus inginkan.  Karena itu dalam suratnya Rasul Paulus kembali mengajak mereka untuk merenungkan kembali mengenai kehidupan yang baru di dalam Kristus yang telah mereka peroleh dari pengajaran para rasul. Paulus mengatakan bahwa perilaku orang- orang yang belum mengenal akan kasih Allah akan dikuasai oleh berbagai kejahatan yang pasti akan mendatangkan penghukuman Allah. Karena itu, Paulus mengingatkan   kembali   kepada   mereka:   “Hendaklah damai   sejahtera   Kristus   memerintah   dalam   hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh dan bersyukurlah. Dalam hal ini, Paulus mau mengatakan bahwa ketika mereka sudah menerima dan bersatu bersama Kristus, maka bukan hanya damai sejahtera yang akan mereka alami dan rasakan melainkan juga  Kristus  yang  akan  memerintah  hati  dan  hidup mereka lewat peran Roh kudus. Jika Kristus sendiri yang memerintah hidup jemaat maka segala perkataan Kristus serta  kekayaan  karunia  yang diberikan kepada mereka memampukan mereka dengan penuh hikmat akan saling melengkapi, saling mengingatkan, saling menasehati, saling menguatkan dan saling mendoakan sehingga berbagai  pujian  dan  penyembahan  akan  menjadi ungkapan syukur dihadapan Allah. Gambaran perilaku sebagai anak-anak Allah yang telah mengalami pembaharuan oleh Kristus Yesus, haruslah menampilkan ciri yang baru, yaitu mampu menghadirkan damai sejahtera. Karena itu, di tengah-tengah dunia saat ini yang mengalami krisis damai sejahtera, melalui Firman Tuhan saat ini, saya hendak mengajak kita semua untuk mari kita  mengantungkan  damai sejahtera kita  pada  Kristus dengan cara membuka diri akan kehadiran Kristus di dalam hidup kita dan membiarkan Kristus memerintah di dalam hidup kita, sehingga Damai Sejahtera Allah yang melampaui segala akal itu akan senantiasa kita rasakan dalam hidup kita. Sejalan dengan itu, kita juga dipanggil untuk mampu menjadi pembawa damai bagi sesama melalui perkataan dan perbuatan. Berbahagialah mereka yang senantiasa membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Amin.