Minggu, 30 Juni 2024 (Stola Hijau)
Tujuan : Agar warga jemaat menjadikan Yesus Kristus sebagai Pedoman hidup/juru mudi.
Kita semua bisa mengalami dan merasakan bahwa Ketika kita lelah dengan berbagai macam aktifitas atau pekerjaan-pekerjaan kita butuh untuk beristirahat. Kita butuh ketenangan. Sebab dengan beristirahat kita akan memperoleh kesegaran dan kekuatan yang baru. Makanya terkadang dokter memberi kita nasehat jangan terlalu begadang, atau sedapatnya dapat tidur malam sebelum jam 11 malam atau beristirahat sebanyak- banyaknya.
Tuhan Yesus setelah menghadapi banyak orang seharian, dengan mengajar ia memutuskan ketika hari sudah mulai petang (ayat 35), untuk Bersama dengan murid-murid-Nya menyeberangi danau itu, supaya ia memiliki waktu untuk beristirahat. Waktu untuk memiliki ketenangan. Sekalipun dalam ayat 36, masih banyak orang yang mengikutinya dengan memakai perahu lain.
Puncak cerita ini Ketika, taufan mengamuk dengan sangat dahsyat menghantam mereka. Mungkin kita berpikir bahwa mereka adalah pelaut yang tidak asing dengan angin dan badai. Namun ini adalah angin yang dahsyat (taufan), bahkan ombak menghantam kapal mereka yang membuat kapal mereka sedikit demi sedikit penuh dengan air (ayat 37) ini berbeda dari biasanya, yang membuat mereka ketakutan, hidup mereka terancam dan diambang kematian. Untuk itu mereka membangunkan Yesus dan berkata “ Guru, engkau tidak peduli kalau kita binasa?” (ayat 38). Yesus kemudian bangun dan menghardik badai itu hingga menjadi tenang. Namun yang menarik juga ialah bahwa Tuhan Yesus menegur mereka bukan karena ketakutannya terhadap ancaman badai itu melainkan menganggap bahwa Yesus tidak peduli kepada mereka. Bukankah Tuhan yang mengajak mereka untuk menyeberang itu berarti Tuhan Yesus jugalah yang akan membawa mereka keseberang dan tiba dengan selamat.
Mungkin kita sering mendapati diri kita berada dalam bahaya, kesulitan hidup, tidak berdaya dan putus asa sampai kita mempertanyakan tentang kepedulian Tuhan dalam hidup kita, “Ah jangan-jangan Tuhan tidak peduli, jangan-jangan Tuhan telah meninggalkan saya, jangan- jangan Tuhan tidak berkuasa”. Disinilah kita melihat dan menyaksikan bahwa Kristus memiliki kemampuan untuk menghardik masalah kita, pergumulan kita, kesulitan kita, beban kita dan berkata “Diam, tenanglah”. (ayat 4:39). Kita akan merasakan ketenangan, kedamaian bila mempercayakan hidup kita kepada Yesus yang berkuasa itu. Kita akan terbebas dari kekuatiran dan ketakutan- ketakutan hidup kita bila Bersama dengan Yesus. Mungkin ada diantara kita yang takut tentang masa depan anak-anak kita, takut akan pekerjaan tidak berhasil, takut akan mengalami kegagalan, takut akan penolakan, takut tentang rumah tangga kita, takut tentang pelayanan- pelayanan kita, Firman-Nya mengajak kita pada saat ini untuk Mempercayakan hidup kita pada-Nya, dan membiarkan Dia sebagai Juru mudi yang akan memimpin kita pada keadaan yang lebih baik. Sebab yang harus ditakutkan dalam hidup ini ialah ketika kita jauh dari Tuhan. AMIN
Komentar Terbaru