Penyaliban dan Belas Kasih (Yohanes 19:16-30)

Khotbah Minggu, 18 April (Jumat Agung) Stola Ungu

Tujuan : agar warga jemaat hidup dalam kemuliaan Salib dan saling berbela rasa.

Tahun 1982, di Lousiana, Amerika Serikat ada pengadilan yang menarik perhatian seluruh negara. Seorang pria dijatuhi hukuman mati karena membunuh keluarganya. Saat dia duduk di kursi penantian, para pengacaranya berusaha keras untuk meminta pengampunan baginya. Mereka menggunakan berbagai cara untuk menyelamatkan nyawa klien mereka. Ketika detik-detik hukuman mati mendekat, semua harapan nampaknya memudar. Tetapi secara tidak terduga, pada pukul 11.30 –setengah jam sebelum dia dibawa ke ruang gas— pemerintah Lousiana mengeluarkan surat pengampunan. Para pengacaranya bersukacita saat menyampaikan berita itu kepada klien mereka. Namun alangkah terkejutnya mereka ketika laki-laki itu menolak pengampunan tersebut. Tepat tengah malam, pria itu diikat pada sebuah kursi di kamar gas dan beberapa saat kemudian pria itu meninggal.

Pria itu menerima pengampunan, namun dia memilih untuk mati. Hal itu menimbulkan perdebatan hukum yang seru. Orang itu diampuni karena pemerintah menawarkan pengampunan atau dia diampuni karena dia menerima pengampunan itu. Akhirnya diputuskan bahwa pengampunan itu tidak berlaku kecuali diterima oleh orang yang bersangkutan. Melalui peristiwa penyaliban, Allah menyatakan belas kasihNya yang mengampuni menebus menyelamatkan bagi manusia meskipun seringkali banyak yang menolaknya.

Apakah kita sungguh yakin percaya dengan salib sebagai belas kasih Allah? Peristiwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus sangat menentukan bagi manusia dan dunia disebut belas kasih Allah karena mengakhiri kehidupan lama dimana dosa dan maut berkuasa atas hidup manusia, lalu membuka atau memulai suatu zaman yang baru. Zaman baru itu ditandai diremukkannya kuasa dosa dan maut dan terbukanya jalan bagi manusia untuk berkomunikasi dengan Allah. Dosa yang selama ini menjadi pemisah, kini sudah dirobohkan. Sekalipun semua itu menuntut perjuangan dan pengorbanan yang besar dan berat.tapi semua berakhir dengan kemenangan. Berakhir dengan proklamasi bahwa segala sesuatu sudah selesai, sudah genap.

Satu hal yang pasti tidak ada manusia yang dapat menyelamatkan juga manusia tidak dapat menebus diri sendiri. Kita tidak dapat menanggung dan tidak dapat melepaskan diri dari dosa dan kutuknya. Lebih dari itu tidak ada sesuatu di dalam dunia, apalagi yang ada pada kita yang dapat kita andalkan untuk membebaskan kita dari hukuman. Juga tidak ada sesuatu atau kuasa apapun yang dapat menghubungkan kita kembali dengan Tuhan sumber hidup. Hubungan kita dengan Allah sudah terputus oleh ketidak setiaan, pemberontakan, ketidak sabaran, ketidak setiaan, ketidak jujuran, kemunafikan, dusta dan berbagai tindakan penyelewengan yang kita lakukan melalui berbagai aspek kehidupan.

Inilah yang hendak dinyatakan oleh Tuhan Yesus dengan perkataan sudah selesai, sudah genap. Bahwa pekerjaanNya yang tidak dapat kita lakukan tetapi kita percaya dan aminkan dengan pengakuan sebagai tindakan belas kasih Allah yang menyelamatkan manusia dan dunia.Salib merupakan tindakan Allah yang penuh belas kasih dan berbela rasa bagi dunia dalam kegelapan mengalahkan terang yang tanpa diundang menerangi kawasan kemanusiaan.

Tindakan manusia yang berusaha membuktikan bahwa Yesus bukan Mesias yang berasal dari Allah dengan cara menolak dan menyalibkan-Nya, malah merupakan tindakkan yang mengangkat ke atas takhta-Nya. Di atas kayu salib, di tengah-tengah penderitaan dan kematian-Nya, di tengah-tengah mata manusia yang memandang-Nya sebagai korbah yang tidak berdaya, Yesus tetap Allah yang memegang kendali dan tidak pernah sedikit pun kehilangan kendali-Nya atas setiap situasi yang terjadi. Ia membiarkan prajurit-prajurit itu mengambil dan membagi-bagikan pakaian-Nya di antara mereka, dan membuang undi atas jubah-Nya. Sehingga tergenapilah apa yang pernah dinubuatkan Allah. Dari atas kayu salib Ia juga mengatur kehidupan Maria, ibu-Nya, dengan menitipkan kehidupannya kepada murid yang dikasihi-Nya.

Karena itu rayakan dan syukurilah Kristus yang tersalib, Kristus yang disalib karena dari situlah, dari sanalah terpancar kemuliaan kasih Allah yang berbela rasa mengangkat harkat manusia berdosa menjadi manusia yang berharga dan berkualitas sebagai milik Allah. AMIN