Minggu, 7 Agustus 2022 (Stola Hijau)
Bacaan Alkitab : Lukas 12:32-40
Tujuan : Jemaat memahami bahwa sikap berjaga-jaga dalam iman menun- jukkan kita selalu siap sedia sebagai murid Kristus
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Munculnya berbagai persoalan-persoalan sosial sekarang termasuk tindakan kejahatan baik ditingkat elit sampai golongan bawah seperti pencurian karena alasan ekonomi keluarga yang menghalalkan segala cara didasari orientasi hidup yang tertuju pada harta duniawi dibanding percaya kepada Allah. (walaupun memang ada banyak kasus bahwa orang beragama dan “rajin beribadah” toh juga memiliki ketamakan seperti korupsi, merampas milik orang lain, ketidakadilan dan masih banyak hal lain yang bisa kita tambahkan, justru disinilah kita harus membuktikan Iman dan perbuatan).
Bacaan kita saat ini merupakan sebuah peringatan sekaligus ajakan agar kiranya sebagai umat Kristen kita tidak terbuai dalam hidup yang seringkali serba instan, serba senang, serba mewah, serba nyaman dan lain-lain sebagainya. Sebab akan membawa pada ketidaksediaan pada perubahan-perubahan hidup yang terkadang susah dan berat. Oleh sebab itu untuk menghadapi itu tentu kita tidak terarah hanya pada ketersediaan harta duniawi saja (ay. 33), melainkan kekayaan rohani yaitu iman yang berjuang dan mampu menghadapi setiap persoalan. Tentu kita tidak menganggap bahwa kita tidak butuh hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan hidup sehari-hari tetapi yang persoalan ialah ketika hati kita, tujuan hidup kita hanya pada pemenuhan kesenangan sendiri (band. ay.
34).
Sebab sudah tidak dapat disangkal lagi bahwa ketika kita hanya memusatkan perhatian, tujuan, hanya pada hal-hal duniawi saja seperti harta benda, uang yang banyak, tanah, rumah mewah, dan lain-lain sebagainya dan kita mengabaikan kehidupan secara rohani maka inilah yang dimaksud oleh Firman Tuhan bahwa kedatangan Tuhan sama seperti pencuri. Dalam hal ini mereka yang tidak berjaga-jaga atau siap-sedia mereka tidak layak untuk kerajaan Allah.
Tantangan Tuhan Yesus yang radikal dalam ayat 33, untuk menjual segala miliknya dan memberi sedekah, sebenarnya tertuju pada pengajaran agar umat Tuhan bisa lepas dari belenggu harta yang menghalanginya mendapatkan kerajaan Allah yang kekal. Sejalan dengan itu, Tuhan Yesus mengajak agar kiranya setiap orang, percaya pada pemeliharaan Allah dalam hidup.
Jemaat yang dikasihi Tuhan
Selalu siap sedia, menunjukkan bahwa seseorang tidak perlu takut, kuatir, cemas oleh karena dia telah memiliki kesiapan-kesiapan sehingga datangnya Anak manusia yang kedua kali (menunjuk kepada Yesus Kristus) tidak akan menjadi momok yang menakutkan melainkan justru akan menjadi sukacita, yang dirindukan, dan menjadi harapan yang tergenapi. Siap-sedia, mengajak setiap orang untuk tidak berkhayal dalam hidup dan memiliki sifat materialisme (mengukur hidup dengan materi) sebab bukan itu segala-galanya. Yesus mengajak, melihat, dan memandang kepada Bapa sumber berkat. Dialah yang di dalam kasih-Nya telah memelihara ciptaan-Nya sendiri. Ayat 24 dan 27 merupakan contoh yang cukup untuk meyakinkan para murid dan setiap yang mengikut Yesus bahwa Allah adalah Allah yang peduli kepada umatnya. Yohanes 14:18, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu… ”menunjukkan bahwa Tuhan memiliki belas kasih apapun yang menjadi persoalan hidup kita.
Siap sedia juga menunjuk pada kesabaran, kerelaan, dan ketekunan anak-anak Tuhan dalam melakukan apa yang menjadi perintah dan kehendak-Nya sampai Dia datang sebagai Raja yang adil. Dan itu berarti Iman akan mencapai puncak ketika kita sungguh- sungguh hidup menantikan Dia yang akan datang ke dua kali dengan tetap taat dan setia melakukan kehendak- Nya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan
Tuhan Yesus pasti akan datang kembali. (Yohanes 14:1-3). Dia menyediakan tempat bagi kita. Oleh karena itu dengan penuh keyakinan bahwa kita pasti berkumpul bersama dengan Tuhan kita Yesus Kristus di sorga-Nya. Jangan terlena dalam dunia ini, hiduplah dalam perjuangan iman. Tuhan memberkati kita semua. Amin.